Gelombang panas ekstrem melanda Eropa di awal Juli 2025. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 2 July 2025 15:02
Paris: Sejumlah negara di Eropa pada Selasa, 1 Juli 2025, mengambil langkah-langkah darurat untuk menghadapi gelombang panas ekstrem yang oleh ahli meteorologi disebut sebagai “luar biasa” karena terjadi lebih awal dari biasanya dalam kalender musim panas.
Fenomena ini dianggap tidak lazim oleh para ahli, karena biasanya terjadi pada puncak musim panas, bukan awal Juli. “Apa yang luar biasa... meski bukan hal baru adalah waktu kejadiannya,” kata juru bicara Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) Clare Nullis. Ia menjelaskan bahwa Eropa kini mengalami episode panas ekstrem “yang biasanya terjadi di kemudian musim panas.”
Melansir dari Asia One, Rabu, 2 Juli 2025, Prancis menutup hampir 1.900 sekolah, meningkat tajam dari sekitar 200 penutupan sehari sebelumnya, sementara Italia memberlakukan larangan kerja luar ruangan pada siang hari di beberapa wilayah yang terdampak panas parah. Otoritas Italia juga mengeluarkan peringatan merah untuk 17 kota, termasuk Milan dan Roma, karena suhu mencapai 40 derajat Celsius.
Di kota Trento, suhu juga melewati ambang 40°C. Di Inggris, suhu di London menembus 32°C, dan sejumlah warga menyebut gelombang panas ini sebagai bukti nyata dari perubahan iklim.
Di tengah suhu yang melonjak, pemadaman listrik terjadi di Florence dan Bergamo, yang diduga akibat lonjakan konsumsi listrik dari pendingin ruangan. Di Bagheria, Sisilia, seorang wanita dengan kondisi jantung dilaporkan meninggal dunia saat berjalan kaki di tengah terik.
Otoritas Spanyol juga tengah menyelidiki kematian seorang penyapu jalan di Barcelona yang diduga terkait cuaca ekstrem. Di Malaga, Palang Merah mengoperasikan tempat perlindungan berpendingin udara sebagai bagian dari respons terhadap krisis iklim.
Sementara itu, Turki masih berjibaku dengan kebakaran hutan besar yang melanda wilayah sekitar Izmir, Manisa, dan Hatay. Sekitar 50.000 orang sempat dievakuasi sementara akibat kobaran api pada Senin.
Kekhawatiran Jangka Panjang
Badan Cuaca Spanyol (AEMET) menyatakan bahwa Juni 2024 merupakan bulan terpanas sepanjang sejarah negara itu, dengan suhu rata-rata mencapai 23,6°C. Di Prancis, puncak panas diperkirakan terjadi Selasa ini, dengan suhu maksimal antara 40–41°C.