Korut Punya Banyak Senjata Nuklir, Trump Ingin Pulihkan Hubungan dengan Kim Jong-Un

Donald Trump bermaksud buka kembali hubungan dengan Kim Jong-un. Foto: Yonhap

Korut Punya Banyak Senjata Nuklir, Trump Ingin Pulihkan Hubungan dengan Kim Jong-Un

Fajar Nugraha • 14 March 2025 19:35

Washington: Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada Kamis 13 Maret 2025 mengungkapkan keinginannya untuk memulihkan hubungan dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. Ia menegaskan bahwa selama masa jabatannya hubungan tersebut berjalan baik dan menyebut Kim sebagai "pemimpin dengan banyak senjata nuklir."

Pernyataan ini disampaikan Trump saat konferensi pers di Gedung Putih bersama Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Mark Rutte. Menanggapi pertanyaan mengenai apakah ia berencana membangun kembali komunikasi dengan Kim, Trump menjawab tegas, "Ya, saya ingin melakukannya."

"Saya memiliki hubungan yang sangat baik dengan Kim Jong-un dari Korea Utara. Jika saya tidak terpilih, dan Hillary (Clinton) yang menang, mungkin kita sudah terlibat perang nuklir dengan Korea Utara," ujar Trump, menegaskan pandangannya bahwa pendekatannya mampu meredam ketegangan di Semenanjung Korea.

Hubungan Pribadi dan Tiga Pertemuan Bersejarah

Mengutip dari Korea JoongAng Daily, Jumat 14 Maret 2025, keinginan Trump untuk melanjutkan komunikasi langsung dengan Kim Jong-un memunculkan spekulasi bahwa ia berniat menghidupkan kembali diplomasi pribadi yang pernah dijalankannya. Selama masa jabatannya, Trump bertemu Kim sebanyak tiga kali di Singapura pada Juni 2018, di Hanoi pada Februari 2019, dan di zona demiliterisasi Panmunjom pada Juni 2019.

Setelah pelantikan jabatan pada Januari lalu, Trump kembali mengisyaratkan keinginannya untuk berkomunikasi dengan Kim. Ia bahkan menyebut pemimpin Korea Utara itu sebagai "orang yang cerdas." Namun, ada kekhawatiran bahwa Korea Utara kini lebih memilih mempererat hubungan dengan Rusia untuk memenuhi kebutuhan pangan, energi, dan dukungan militer, daripada kembali membuka dialog dengan Washington.

Meskipun demikian, Trump mengklaim bahwa ia masih menjaga hubungan baik dengan Kim. 

"Saya memiliki hubungan yang sangat baik dengan Kim Jong-un, dan kita akan lihat apa yang akan terjadi," ujarnya.

Pernyataan tentang Korea Utara sebagai Kekuatan Nuklir

Dalam pernyataannya, Trump secara terbuka menggambarkan Korea Utara sebagai "kekuatan nuklir" sebuah istilah yang selama ini dihindari oleh pejabat Amerika Serikat karena dianggap sebagai pengakuan atas kepemilikan senjata nuklir oleh Pyongyang.

"Kim Jong-un memiliki banyak senjata nuklir, banyak sekali," kata Trump. 

Ia juga membandingkan Korea Utara dengan negara lain yang memiliki persenjataan nuklir, termasuk India dan Pakistan.

Klaim Trump atas Keberhasilan Diplomasi di Olimpiade PyeongChang

Dalam kesempatan yang sama, Trump juga mengklaim bahwa pendekatan diplomatiknya telah mendorong keberhasilan penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin di PyeongChang, Korea Selatan, pada Februari 2018.

"Mereka (Korea Utara) meminta pertemuan, dan pertemuan itu membuat Olimpiade di Korea Selatan menjadi sangat sukses," ujar Trump.

Menurutnya, sebelum pertemuan tersebut, banyak orang enggan membeli tiket karena takut akan ancaman nuklir dari Korea Utara. 

"Tidak ada yang mau membeli tiket karena takut diserang nuklir. Setelah saya bertemu Kim, bukan hanya Olimpiade menjadi sukses besar, tetapi Korea Utara juga ikut serta dalam acara tersebut. Itu adalah pencapaian besar dari pemerintahan Trump," tambahnya.

Meski demikian, klaim Trump tersebut menuai keraguan karena pertemuan pertamanya dengan Kim baru berlangsung beberapa bulan setelah Olimpiade berakhir.

Prospek Hubungan AS-Korea Utara di Masa Depan

Pernyataan terbaru Trump memunculkan pertanyaan apakah ia berencana mengadopsi kembali pendekatan diplomasi personal jika mencalonkan diri di pemilihan presiden berikutnya.

Sementara itu, hubungan antara Washington dan Pyongyang masih diwarnai ketegangan. Korea Utara terus mengembangkan program nuklir dan rudalnya, sementara AS dan sekutu-sekutunya menegaskan komitmen mereka terhadap keamanan regional dan denuklirisasi penuh.

Meskipun Trump menyatakan keinginannya untuk kembali membangun komunikasi dengan Kim Jong-un, belum ada respons resmi dari pemerintah Korea Utara terkait pernyataan tersebut.

(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)