Polusi udara yang terjadi di Milan, Italia. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 7 February 2025 05:53
Jenewa: Polusi udara membunuh 100 anak di bawah usia lima tahun setiap hari di Asia Timur dan Pasifik. Hal itu disampaikan UNICEF dalam laporan baru pada Kamis 6 Februari 2025.
Polusi udara, “pembunuh diam-diam,” mencapai tingkat tertingginya di banyak wilayah di kawasan tersebut selama musim kemarau, yang berlangsung dari sekarang hingga April. Hal ini terkait dengan hampir satu dari empat kematian di antara anak-anak di kawasan tersebut.
“Udara yang mereka hirup, pada saat tubuh dan pikiran mereka masih berkembang, terlalu sering mengandung tingkat polusi yang tidak sehat yang dapat menghambat pertumbuhan mereka, membahayakan paru-paru mereka, dan mengganggu perkembangan kognitif mereka, merampas kesehatan mereka, potensi mereka, dan masa depan cerah yang layak mereka dapatkan,” kata June Kunugi, Direktur Regional UNICEF untuk Asia Timur dan Pasifik, seperti dikutip dari Anadolu, Jumat 7 Februari 2025.
Analisis tersebut menyatakan bahwa setiap anak di Asia Timur dan Pasifik – sebanyak 500 juta anak secara total – tinggal di negara-negara dengan tingkat polusi udara yang tidak sehat. Polusi udara rumah tangga, yang disebabkan oleh bahan bakar padat yang digunakan untuk memasak dan memanaskan, terkait dengan lebih dari separuh dari semua kematian terkait polusi udara pada anak-anak di bawah usia lima tahun.
Sementara itu, sekitar 325 juta anak tinggal di negara-negara dengan rata-rata mikropartikel penyebab kanker (PM2.5) lima kali lebih tinggi dari yang direkomendasikan, terutama karena pembakaran bahan bakar fosil, biomassa, dan limbah pertanian.
Sebanyak 373 juta anak terpapar nitrogen dioksida (NO?) pada tingkat yang tidak sehat, dan 453 juta anak tinggal di daerah dengan polusi ozon yang melebihi tingkat yang direkomendasikan.
UNICEF mendesak pemerintah, bisnis, sektor kesehatan, orang tua, dan pendidik untuk segera mengatasi dampak polusi udara pada anak-anak di wilayah tersebut.
UNICEF meminta pemerintah untuk memimpin dengan memperkuat kebijakan iklim dan lingkungan, beralih ke energi bersih.
Bagi dunia usaha, UNICEF merekomendasikan untuk mengadopsi teknologi bersih, mengurangi emisi, dan memastikan praktik serta produk mereka mengutamakan keselamatan dan kesejahteraan anak-anak.
Sektor kesehatan, menurut badan perlindungan anak, harus mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan deteksi dan pengobatan, serta mengadopsi operasi berkelanjutan dengan emisi nol bersih.
“Orang tua dan pendidik harus memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran, mengadvokasi lingkungan yang lebih bersih, dan memberdayakan kaum muda untuk mengambil tindakan,” pungkas UNICEF.???????