Ahli Ungkap Perbedaan Isu BPA di Indonesia dan Eropa

Ilustrasi. Istimewa.

Ahli Ungkap Perbedaan Isu BPA di Indonesia dan Eropa

Arga Sumantri • 7 February 2025 22:09

Jakarta: Anggota Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) Hermawan Seftiono mengaku heran dengan perkembangan isu bahaya Bisphenol A (BPA) di Tanah Air. Ia menyebut perkembangan isu BPA di Indonesia dan di Eropa sangat berbeda.

"Kalau di luar negeri itu sebenarnya fokus awalnya pada botol bayi sih, cuma saya juga bingung kenapa di Indonesia kok tiba-tiba muncul malah spesifiknya ke galon," kata Hermawan Seftiono, Jumat 7 Februari 2025.

Dia mengatakan, hingga saat ini belum ada laporan masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi air dari galon polikarbonat, baik di Eropa maupun negara lain. Dia menyebut penggunaan polikarbonat di Eropa dan negara maju lain juga masih dikategorikan aman.

Hermawan mengungkapkan, penelitian yang dilakukan di Eropa dan Amerika fokus pada beberapa kemasan yang mengandung BPA. Hasilnya, kata dia, kemasan-kemasan tersebut dinilai masih aman untuk menjadi wadah pangan karena kandungan BPA yang masih rendah.
 

Baca juga: Kurangi Sampah Plastik, 55 Filter Air Minum Dipasang di Fasum

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra juga senada. Dia mengatakan, penelitian-penelitian yang dipakai tidak ada yang spesifik membahas BPA sebagai bahan pembentuk galon polikarbonat.

Sehingga, menurut dia, penelitian itu tidak bisa menjadi dasar atas polemik BPA dalam galon guna ulang. Menurut dia, mengkonsumsi air dari galon polikarbonat aman karena sudah sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) dan telah melewati serangkaian penelitian serta uji kecocokan pangan.

"Kalau semua produk terutama kemasan itu sudah terstandar SNI ya tandanya dia juga level toleransinya terhadap cemaran itu tidak membahayakan," kata Pakar Kesehatan Masyarakat Uhamka ini.

Hermawan menjelaskan badan akreditasi mutu telah melakukan serangkaian penelitian dan uji klinis sebelum memberikan label SNI pada galon atau kemasan pangan apa pun. Ahli Epidemiologi itu menyebut BPA dalam galon atau peruntukan industri sudah diuji dan dinyatakan aman oleh badan standarisasi nasional.

"Jadi, misalnya ada BPA pada galon yang digunakan air kemasan sekarang terus diuji, rasanya itu tidak relevan lagi karena itu sudah lolos," kata Hermawan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)