AI Miliki Dua Sisi, Penggunaan Secara Gelap Harus Siap Dilawan

Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia Dino Patti Djalal. Foto: Metrotvnews.com

AI Miliki Dua Sisi, Penggunaan Secara Gelap Harus Siap Dilawan

Fajar Nugraha • 11 February 2025 12:04

Jakarta: Kehadiran kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) memiliki dua sisi yang berseberangan. Tetapi pada dasarnya AI bisa dimanfaatkan untuk kebaikan.

Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia Dino Patti Djalal dalam diskusi AI and Humanity: Where Do We Draw the Line? di Jakarta, 11 Februari 2025 mengatakan bahwa AI bisa membentuk dunia.

Dino menganalogikan ketika email muncul pertama kali, jelas masyarakat tidak perlu lagi mengirim surat secara fisik. Sama dengan kehadiran AI di masa saat ini.

“(Kehadiran email) Itu benar-benar membentuk dunia. Mengubah ekonomi, mengubah geopolitik. Menegakkan keunggulan ekonomi AS dalam ekonomi dunia pada saat itu sedang merosot, tetapi ekonomi internet mengubah semua itu, dan seterusnya,” ujar Dino di Jakarta.

“Dan sekarang dunia melihat AI. Ini benar-benar level berikutnya, bukan? Dan Anda dapat bayangkan jika email dan internet dapat mengubah dunia seperti yang telah terjadi dalam beberapa dekade terakhir, apa yang akan dilakukan AI terhadap dunia saat ini?” imbuh Dino.

Lebih lanjut mantan Wakil Menteri Luar Negeri RI itu menambahkan bahwa dalam kombinasi dengan komputasi kuantum, dalam kombinasi dengan bioteknologi, dalam kombinasi dengan genomik, dan semua teknologi lainnya yang baru saja, kita baru melihat puncak gunung es saat ini.

Tapi Dino mengatakan bahwa jika ingin memikirkan Indonesia 2045 Emas berhasil, Indonesia yang lebih hebat dari sebelumnya, pencapaian ekonomi, sosial, teknologi yang luar biasa, sambil mengejar program makanan gratis ini, Indonesia tidak bisa sampai pada tahun 2045 kecuali memiliki teknologinya.

Menurutnya, banyak hal akan berubah dalam 10 tahun ke depan daripada dalam 100 tahun terakhir karena teknologi.

“Dan Anda harus berinvestasi di dalamnya. Dan inilah mengapa bagi kita untuk memiliki strategi AI akan menjadi sangat penting. Dan AI selalu memiliki dua sisi,” tegas Dino.

“Yang satu adalah akselerator yang luar biasa, enabler yang luar biasa, mesin eksponensial yang luar biasa, tetapi juga memiliki bahaya, bukan? Itu memiliki bahaya. Dan kita harus memahami bahaya ini. Karena itu bisa menjadi musuh baru, bukan? Penggunaan AI yang gelap ini, bukan? Kita semua berbicara tentang kebebasan, Indonesia adalah demokrasi. Amerika Serikat adalah demokrasi. Kami mencintai kebebasan. Dan di dunia AI, terutama penggunaan AI yang gelap, kebebasan akan dikompromikan,” sebut Dino.

Kebebasan adalah kebebasan untuk menjadi diri saya sendiri. Tetapi apa arti kebebasan itu ketika Anda bukan lagi diri Anda sendiri? Anda tidak lagi memiliki identitas Anda sendiri. Orang lain memiliki identitas itu.

Menurut Dino, seseorang dapat memalsukan nasib Anda sendiri untuk mencuri USD1 juta dari. Jadi, Anda tahu, ini benar-benar dunia yang menakutkan.

Ini mengapa FPCI bermitra dengan Tool of Humanity. Tool of Humanity menghadirkan inovasi tentang cara melestarikan kemanusiaan di dunia yang berada di ambang revolusi AI yang sesungguhnya.

“Kami percaya (AI)  ini adalah masa depan Indonesia, masa depan dunia. Namun, kita harus tahu tempat kita di dalamnya. Kita harus tahu bagaimana memberdayakannya untuk penggunaan kita sendiri dan bagaimana melawan sisi musuh, yaitu penggunaan gelap AI,” pungkas Dino.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)