Konklaf Hari Pertama Belum Ada Hasil, Tokoh-tokoh Ini Masih Berpeluang Jadi Paus

Para kardinal yang mengikuti konklaf di hari pertama. Foto: Vatican Media

Konklaf Hari Pertama Belum Ada Hasil, Tokoh-tokoh Ini Masih Berpeluang Jadi Paus

Fajar Nugraha • 8 May 2025 07:10

Vatikan: Setelah wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April lalu, 133 kardinal pemilih berkumpul di Kapel Sistina untuk konklaf menentukan pewaris takhta Santo Petrus. Proses ini mempertemukan para Uskup tertinggi dari 70 negara, menyatukan warisan reformis Paus Fransiskus dengan tantangan global yang semakin kompleks.

Di bawah ini adalah tokoh “papabile” atau kandidat yang sering disebut ahli dan media internasional:

1.     Matteo Zuppi (Italia)
Uskup Agung Bologna yang dekat dengan Paus Fransiskus dan presiden Konferensi Waligereja Italia, Zuppi juga menjadi utusan perdamaian ke Ukraina melalui Sant’Egidio, menegaskan komitmennya pada dialog dan rekonsiliasi.

2.     Pietro Parolin (Italia)
Menteri Luar Negeri Vatikan sejak 2013, Parolin memimpin diplomasi gereja dengan otoritas tinggi, merajut hubungan dengan Tiongkok, Venezuela, dan negara lainnya, sehingga dianggap sebagai figur moderat dan stabil.

3.     Robert Francis Prevost (AS)
Kepala Dewan Kepausan yang memilih uskup baru, Prevost menggabungkan pengalaman misionaris di Peru dengan pemahaman mendalam tentang birokrasi Vatikan.

4.     Luis Antonio Tagle (Filipina)
Mantan Uskup Agung Manila ini vokal soal keadilan sosial, perubahan iklim, dan inklusivitas, sehingga dijagokan sebagai paus Asia pertama era modern. Tagle juga disebut sebagai “Fransiskus dari Asia”.

5.     Peter Turkson (Ghana)
Arsitek ensiklik Laudato Si’ yang menempatkan krisis iklim dan kemiskinan di pusat perhatian Vatikan, mempresentasikan visi gereja peduli kaum pinggiran.

6.     Peter Erdo (Hungaria)
Uskup Agung Budapest yang menekankan pelestarian tradisi liturgi dan doktrin, mewakili suara konservatif di tengah spektrum pemilih.

7.     Pierbattista Pizzaballa (Italia)
Patriark Latin Yerusalem ini mahir menjembatani konflik internal Vatikan—terutama berkaitan dengan krisis keuangan dan bantuan kemanusiaan—menjadikannya kandidat kompromi.
 
Konklaf ini  tidak hanya tentang pemilihan individu, melainkan penentuan visi dan arah pastoral Gereja Katolik ke depan. Setiap tokoh “papabile” membawa kelebihan dan tantangan tersendiri, mulai dari kesinambungan reformasi, kecakapan diplomatik, hingga kemampuan menjembatani perbedaan internal yang akan diuji dalam dinamika pemungutan suara anonim.

Terlepas dari lamanya proses, asap putih yang akhirnya mengepul dari cerobong Kapel Sistina akan menandai lahirnya pemimpin baru yang diharapkan dapat mempersatukan umat Katolik di seluruh dunia dan meneruskan misi gereja dalam menghadapi tantangan zaman.

Tetapi di hari pertama konklaf yang terjadi pada 7 Mei 2025, asap hitam terlihat di atas Kapel Sistina. Dengan hasil itu, belum ada Paus baru yang diumumkan dan proses konklaf akan berlanjut di hari kedua.

(Muhammad Adyatma Damardjati)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)