Ilustrasi Pelita Air. Foto: dok Pelita Air.
Rizkie Fauzian • 17 September 2025 14:35
Jakarta: Rencana penggabungan atau merger antara Pelita Air dan Garuda Indonesia masih dalam evaluasi. Adapun terkait merger ini tidak ada target waktu yang ditetapkan.
"Ya pokoknya dievaluasi dulu lah. Kami enggak ada target (merger Pelita Air dan Garuda)," ungkap Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) Rosan Roeslani, usai acara Simposium Gotong Royong Warisan Bangsa, di Jakarta, dikutip Rabu, 17 September 2025.

Ilustrasi Garuda Indonesia. Foto: dok MI.
Rencana merger Pelita Air dan Garuda Indonesia
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo sebelumnya menjelaskan bakal ada pengalihan lisensi penerbangan Pelita Air ke Citilink di bawah naungan
Garuda Group. Namun, untuk entitas badan usaha atau perseroan terbatas (PT), bakal dipisahkan.
"Jadi, Pelita Air itu nanti lisensi dan pesawatnya akan kita pindahkan ke Citilink. Secara PT mungkin akan tetap terpisah. Jadi nanti di bawah Garuda Group ada Garuda, ada Citilink, dan Pelita Air," terangnya.
Menteri BUMN Erick Thohir menambahkan rencana merger itu untuk memperkuat perusahaan penerbangan milik pemerintah untuk bersaing dengan swasta. Ia menjelaskan saat ini 65 persen industri pesawat terbang Indonesia dikuasai swasta, sementara pemerintah hanya memiliki porsi 35 persen.
Kementerian BUMN mempertimbangkan untuk menggabungkan tiga maskapai penerbangan tersebut sehingga jumlah pesawat yang dimiliki pemerintah mencapai 140 pesawat.
Rencana merger tersebut juga salah satu upaya agar biaya logistik di Indonesia terus turun sehingga semakin meringankan dunia bisnis.
Pelita Air pertama kali terbang secara komersial pada April 2022 dengan keberangkatan dari Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Sebelumnya, maskapai tersebut menawarkan berbagai jenis layanan pengiriman kargo, termasuk mengangkut bahan bakar minyak (BBM).