Pengusaha Tambak Udang Rugi Imbas Tarif Trump

Ilustrasi. Foto: Dok istimewa

Pengusaha Tambak Udang Rugi Imbas Tarif Trump

Eko Nordiansyah • 24 April 2025 14:47

Jakarta: Pengusaha tambak udang di Lampung mengaku rugi akibat tarif resiprokal (timbal balik) yang dikenakan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Awalnya Indonesia terkena tarif timbal balik 32 persen, namun kemudian turun ke 10 persen dengan masa negosiasi 90 hari.

Pemilik tambak udang Frans Antony menceritakan, pemberlakuan tarif 32 persen kala itu langsung memukul usahanya. Sebab banyak perusahaan ekspor yang tutup, sehingga udang yang dipanen oleh tambaknya tidak terserap.

"Saat itu banyak pabrik suddenly tutup, kemudian pengakuan dia (pabrik), buyer banyak yang cancel, banyak yang minta postponed dan itu menyebabkan kepanikan kami di tingkat tambak," kata dia kepada Metrotvnews.com, Kamis, 24 April 2025.

Ia menjelaskan, saat itu harga jual udang mengalami penurunan signifikan. Jika biasanya harga udang mencapai Rp70 ribu, namun saat pemberlakuan tarif Trump harganya anjlok menjadi Rp50 ribu atau di bawah Harga Pokok Penjualan (HPP).
 

Baca juga: 

Sri Mulyani Bocorkan 5 Poin Negosiasi Indonesia ke AS



(Ilustrasi petambak udang. Foto: Dok MI)

Ketika Indonesia mendapat pelonggaran penurunan tarif dan waktu negosiasi, harga jual udang mulai membaik. Apalagi, kata dia, tarif yang dikenakan Indonesia saat itu sama dengan kompetitor, yaitu Ekuador yang juga menjadi supplier nomor dua ke Negeri Paman Sam.

"Ekuador itu cuma (kena tarif) 10 persen, itu sangat murah dibandingkan Indonesia. Itu yang bikin kita mati, sedangkan secara geografis Ekuador di bawah AS jadi itu yang buat kita panik. Jadi tarif 10 persen itu sangat membantu, kita dengan kompetitor dapat equal tarrif," ujarnya.

Berharap negosiasi Indonesia-AS berhasil

Frans mengaku berharap lobi pemerintah ke AS soal tarif ini akan berhasil. Menurutnya, jika pemerintah tidak bisa melobi agar tarif Indonesia bisa lebih murah, paling tidak biaya impor yang dikenakan tidak lebih tinggi dibandingkan kompetitor.

"Paling enggak sama kompetitor terdekat itu jangan terlalu jauh, itu kita bisa hidup. Kalau yang di awal (tarif 32 persen) itu bisa dipastikan seluruh industri dan turunannya kolaps," ungkap dia.

Menurutnya, AS menjadi pasar utama produk udang dalam negeri. Pasalnya, 80 persen dari ekspor udang Indonesia menuju AS, kemudian disusul Tiongkok dan Jepang. Sementara hanya kurang dari 10 persen produksi yang diserap pasar lokal.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)