Pengrajin Batik pun Perlu Punya Dasar Literasi Keuangan

Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo. Foto: dok BTN.

Pengrajin Batik pun Perlu Punya Dasar Literasi Keuangan

Ade Hapsari Lestarini • 2 October 2025 23:04

Cirebon: Memperingati Hari Batik Nasional, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN menggelar program literasi keuangan sekaligus pelatihan membatik ramah lingkungan bagi pengrajin batik di Batik Trusmi, Cirebon.

Program ini merupakan langkah nyata BTN dalam mengimplementasikan keuangan berkelanjutan (sustainable finance) hingga ke level debitur non-perumahan.

 
Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo, menegaskan dukungan BTN terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya pengrajin batik, sejalan dengan komitmen perseroan menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) secara menyeluruh.

"BTN tidak hanya mendukung sektor papan melalui pembiayaan perumahan, tetapi juga kebutuhan dasar lain seperti pangan dan sandang. Batik adalah identitas budaya Indonesia sekaligus industri sandang yang menopang jutaan pengrajin. Dukungan ini merupakan bagian dari strategi BTN mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus pelestarian lingkungan,” jelas Setiyo di Cirebon, Kamis, 2 Oktober 2025.

 
Dalam sesi literasi keuangan, BTN juga membuka opsi untuk pembukaan tabungan, hingga akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi para pengrajin. BTN juga menggandeng World Wide Fund for Nature Indonesia (WWF) untuk memperkenalkan penggunaan bahan baku batik yang ramah lingkungan, termasuk material dari minyak sawit bersertifikasi.
 
"Kami ingin para pengrajin batik tidak hanya mampu meningkatkan kapasitas produksi, tetapi juga mendapatkan akses keuangan yang inklusif dan ramah lingkungan. Bahkan kami mendorong mereka menjadi agen banking sehingga bisa menambah penghasilan,” tambah Setiyo.
 
Dalam kesempatan yang sama, Founder & CEO Trusmi Group Ibnu Riyanto mengapresiasi langkah BTN tersebut sebagai upaya untuk mendukung industri batik terutama di Cirebon. Ibnu menyampaikan bahwa momentum Hari Batik Nasional selalu memberikan dampak besar terhadap industri batik.
 
"Sejak UNESCO mengakui batik pada 2009, penjualan batik melonjak dan masyarakat semakin bangga mengenakannya. Namun, dalam empat tahun terakhir industri batik di Cirebon stagnan sehingga kami harus banyak memikirkan strategi promosi. Kolaborasi dengan BTN sangat menarik karena bukan hanya soal menjual produk, tetapi juga menghadirkan batik ramah lingkungan dengan sertifikasi WWF. Hal ini akan membuat masyarakat lebih tergerak membeli batik, karena mereka mendapatkan produk berkualitas sekaligus mendukung kelestarian lingkungan,” ujar Ibnu.
 

BTN bakal memperluas KUR ke UMKM batik

 
Ke depan, BTN akan memperluas dukungan KUR bagi UMKM batik di berbagai sentra batik nasional seperti Cirebon, Pekalongan, Solo, dan Yogyakarta. BTN mengalokasikan pembiayaan KUR hingga Rp3 triliun untuk memberdayakan UMKM, termasuk sektor sandang yang strategis dalam perekonomian nasional.
 
"Langkah ini sejalan dengan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat UMKM. BTN ingin memastikan penerapan keuangan berkelanjutan bukan hanya untuk sektor perumahan, melainkan juga menyentuh UMKM dan industri budaya seperti batik," jelas Setiyo.
 
Dengan inisiatif ini, BTN menegaskan perannya sebagai bank yang konsisten mendukung pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan dan sosial.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Ade Hapsari Lestarini)