Presiden Prabowo mengajak PM Tiongkok Li Qiang memeriksa pasukan kehormatan. Dok. YouTube Setpres
Jakarta: Jakarta masih lengang ketika cahaya matahari pagi mulai menembus pucuk-pucuk pohon di sekitar Istana Merdeka, Minggu, 25 Mei 2025. Namun, halaman depan Istana tampak tidak seperti biasanya.
Sejumlah anak sekolah berdiri rapi membawa bendera kecil warna merah dan emas—simbol Tiongkok—bersanding dengan Merah Putih yang berkibar pelan tertiup angin.
Di sisi lain, pasukan berkuda mengenakan seragam resmi berjajar di lintasan, siap menyambut tamu kenegaraan. Karpet biru terbentang panjang, menunggu langkah kaki seorang pemimpin dari negeri dengan ekonomi terbesar kedua di dunia: Perdana Menteri Republik Rakyat Tiongkok, Li Qiang.
Tepat pukul 10.00 WIB, iring-iringan kendaraan kenegaraan memasuki area Istana. PM Li Qiang turun dari mobil dan langsung disambut oleh Presiden Prabowo Subianto. Keduanya berjabat tangan hangat di tengah halaman.
Dentuman meriam 19 kali menggelegar dari kejauhan, membelah keheningan pagi dan menandai awal kunjungan resmi yang sangat strategis.
Upacara kenegaraan dimulai. Lagu kebangsaan Tiongkok, “March of the Volunteers”, mengalun terlebih dahulu, diikuti “Indonesia Raya”. Di podium kehormatan, Li Qiang dan Prabowo berdiri tegak—sebuah simbol bahwa relasi bilateral kini kembali ditegaskan di level tertinggi.
Dari Meriam ke Ruang Rapat
Selesai upacara, Prabowo mengajak Li Qiang memeriksa pasukan kehormatan. Langkah keduanya teratur, dikawal secara protokoler, sambil menelusuri barisan prajurit yang berdiri siaga.
Kamera wartawan mengikuti setiap gerak-gerik mereka. Beberapa menit kemudian, mereka memasuki ruang kredensial, tempat PM Li Qiang menandatangani buku tamu—sebuah tradisi simbolik penuh makna dalam relasi antarnegara.
Baca juga:
Presiden Prabowo Terima Kunjungan PM Tiongkok Li Qiang di Istana
Tak lama kemudian, pertemuan bilateral dimulai di sebuah ruang rapat besar untuk pembahasan strategis. Di antaranya pembahasan terkait keamanan maritim.
Agenda ini menjadi penanda bahwa hubungan Jakarta-Beijing tidak hanya soal dagang, tetapi juga menyangkut arah geopolitik dan teknologi jangka panjang.
Jejak Sabtu Malam
Kunjungan PM Li Qiang ke Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak Sabtu malam, 24 Mei 2025. Begitu mendarat di Jakarta, ia langsung menghadiri acara Indonesia-China Business Reception 2025. Dalam forum itu, Prabowo memberikan sambutan dan menekankan arti penting Tiongkok bagi masa depan Indonesia.
"Kenapa saya mengunjungi Tiongkok pertama kali bahkan sebelum saya dilantik? Karena saya memandang hubungan antara Indonesia dengan Tiongkok adalah suatu hubungan bilateral yang sangat strategis, sangat penting, dan sangat menjanjikan,” ucap Prabowo, disambut tepuk tangan para pengusaha dua negara.
Forum bisnis itu menjadi panggung awal untuk menunjukkan bahwa pemerintahan Prabowo-Gibran ingin menjaga kesinambungan relasi ekonomi dengan Tiongkok, sekaligus memperluasnya ke sektor lain seperti digitalisasi, pertahanan, dan ketahanan pangan.