Ilustrasi: Medcom.id
Muhammad Reyhansyah • 20 November 2025 11:59
Yangon: Militer Myanmar pada Rabu, 19 November 2025 mengumumkan telah menyerbu sebuah pusat penipuan daring di perbatasan Thailand. Mereka menahan hampir 350 orang dalam operasi terbaru yang dipromosikan secara luas sebagai bagian dari aksi keras terhadap jaringan kriminal yang berkembang pesat.
Kompleks-kompleks penipuan yang beroperasi sebagai pabrik kejahatan digital terus bermunculan di wilayah perbatasan yang dilanda konflik, dengan pelaku yang menargetkan korban melalui skema asmara dan bisnis bernilai puluhan miliar dolar setiap tahun.
Selama ini junta dituding mengabaikan aktivitas tersebut. Namun, sejak Februari, pihak berwenang mulai menggencarkan operasi setelah mendapat tekanan dari Tiongkok, sekutu militer utama Myanmar, menurut para analis.
Sejumlah pemantau menilai penggerebekan yang berlangsung sejak bulan lalu sebagian merupakan upaya propaganda untuk meredakan desakan Beijing tanpa mengurangi keuntungan bagi kelompok milisi yang beraliansi dengan junta.
Menurut laporan media pemerintah The Global New Light of Myanmar yang dikutip Channel News Asia, Kamis, 20 November 2025, pasukan militer menyerbu pusat perjudian dan penipuan di Shwe Kokko pada Selasa pagi.
“Selama operasi, 346 warga negara asing yang saat ini sedang diperiksa telah ditangkap,” tulis laporan tersebut.
Selain itu, hampir 10 ribu ponsel yang digunakan untuk aktivitas perjudian daring juga disita.
Sejak kudeta 2021 memicu perang saudara, kawasan perbatasan yang longgar pengawasannya menjadi lahan subur bagi kompleks penipuan. Para analis menyebut fasilitas-fasilitas ini mempekerjakan ribuan pekerja, baik mereka yang datang secara sukarela maupun korban perdagangan manusia dari berbagai negara. Tiongkok disebut semakin geram karena warganya banyak terlibat sebagai pelaku maupun korban dari jaringan tersebut.