Inggris Perkuat Peran di ASEAN untuk Atasi Kejahatan Siber Lintas Negara

Duta Besar Inggris untuk ASEAN, Helen Fazey. Foto: Metrotvnews.com

Inggris Perkuat Peran di ASEAN untuk Atasi Kejahatan Siber Lintas Negara

Muhammad Reyhansyah • 21 November 2025 16:34

Jakarta: Inggris menegaskan komitmen lebih kuat untuk membantu ASEAN menangani maraknya scam centres dan kejahatan siber lintas batas, sebuah isu yang kini menjadi perhatian utama para pemimpin kawasan. 

Duta Besar Inggris untuk ASEAN, Helen Fazey mengatakan, Pemerintah Inggris menyambut baik langkah ASEAN yang memberikan perhatian politik tingkat tinggi terhadap isu ini, terutama setelah para pemimpin membahasnya secara eksplisit dalam KTT ke-47 ASEAN. 

Ia menekankan bahwa operasi scam centres tidak hanya merugikan warga negara di Asia Tenggara, tetapi juga berdampak langsung pada masyarakat Inggris. 

“Ini memengaruhi banyak orang di kawasan ini yang menjadi korban, atau bahkan dipaksa bekerja di scam centres. Dan ini juga memengaruhi warga kami di Inggris,” ujar Dubes Fazey dalam jumpa media di Kedutaan Besar Inggris, Jakarta, Jumat, 21 November 2025.

Untuk itu, Inggris telah mulai berpartisipasi dalam ASEAN Working Groups on Transnational Crime, sebuah kelompok kerja resmi yang menangani isu kejahatan lintas negara. 

Keterlibatan London dipimpin oleh Home Office, lembaga setara Kementerian Dalam Negeri yang menangani isu penipuan digital, penyelundupan manusia, dan kriminalitas terorganisir di Inggris.

Selain itu, Fazey mengungkapkan bahwa Inggris kini tengah menyusun program kerja sama teknis dengan Malaysia, negara sponsor sejumlah inisiatif regional terkait pemberantasan scam centres.

“Home Office kami sedang menyiapkan program dan bekerja sangat dekat dengan Malaysia untuk beberapa program peningkatan kapasitas,” jelas Fazey.

Situasi ini semakin relevan setelah Militer Myanmar pada 19 November 2025 menggelar operasi besar terhadap pusat penipuan daring di wilayah perbatasan Thailand. Hampir 350 orang ditahan dalam penggerebekan di Shwe Kokko, lokasi yang selama ini dikenal sebagai pusat aktivitas penipuan dan perjudian ilegal. 

Dampak transnasionalnya juga dirasakan Indonesia. KBRI Yangon melaporkan 48 WNI ditangkap dalam operasi itu.

Temuan tersebut menegaskan bagaimana jaringan kriminal regional tidak hanya menyasar korban, tetapi juga mengeksploitasi individu sebagai tenaga kerja paksa di scam centres. 

Kondisi ini menjadi alasan utama ASEAN memperkuat mekanisme kerja sama dalam penegakan hukum, peningkatan kapasitas digital, serta perlindungan warga negara termasuk dukungan dari Inggris.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)