Satu Orang Tewas dan Dua Polisi Terluka Parah dalam Penikaman di Prancis

Aparat kepolisian Prancis bersiaga mengantisipasi aksi terorisme dari waktu ke waktu. (Anadolu Agency)

Satu Orang Tewas dan Dua Polisi Terluka Parah dalam Penikaman di Prancis

Willy Haryono • 23 February 2025 08:47

Mulhouse: Setidaknya satu orang tewas dan dua polisi terluka parah dalam insiden penikaman di Prancis timur, menurut laporan media lokal, dengan seorang tersangka dikabarkan telah ditahan polisi.

Insiden terjadi pada Sabtu kemarin sekitar pukul 16:00 sore waktu setempat, dalam sebuah aksi unjuk rasa mendukung Republik Demokratik Kongo di kota Mulhouse, lapor saluran televisi BFM, mengutip keterangan kantor kejaksaan setempat.

Melansir dari Al Jazeera, Minggu, 23 Februari 2025, seorang pejalan kaki tewas saat mencoba mengintervensi penikaman, sementara beberapa polisi terluka saat berusaha menghentikan gerakan pelaku.

Unit jaksa antiteror nasional Prancis (PNAT) telah mengambil alih penyelidikan. Pejabat polisi telah menetapkan parameter keamanan di tempat kejadian dan unit militer juga telah dikirim sebagai cadangan.

Ilmuwan forensik juga mulai mencari bukti. “Kengerian telah menguasai kota kami,” kata Wali Kota Mulhouse Michele Lutz di Facebook.

Jaksa penuntut umum Mulhouse, Nicolas Heitz, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa tersangka, yang berusia 37 tahun, berada dalam daftar pantauan pencegahan "teroris,” yang disebut sebagai FSPRT. Daftar pantauan ini diluncurkan pada 2015 setelah serangan mematikan di kantor majalah satir Charlie Hebdo dan di sebuah supermarket Yahudi.

Elemen Terorisme

AFP juga melaporkan bahwa tersangka lahir di Aljazair dan telah berada di bawah pengawasan pengadilan dan tahanan rumah, dengan perintah pengusiran dari Prancis.

Menteri Dalam Negeri Prancis Bruno Retailleau mengonfirmasi informasi ini, seraya menambahkan bahwa pria itu juga diketahui memiliki masalah kejiwaan.

Dalam wawancara di berita TF1 pada pukul 20.00, Retailleau menuduh Aljazair telah "sepuluh kali" menolak untuk menerima kembali tersangka, yang diperintahkan untuk meninggalkan wilayah Prancis (OQTF).

Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut penusukan itu sebagai aksi “terorisme."

"Tidak diragukan lagi ini adalah tindakan terorisme," kata Macron kepada wartawan di sela-sela pameran pertanian tahunan Prancis, seraya menambahkan bahwa menteri dalam negeri sedang dalam perjalanan ke Mulhouse.

Perdana Menteri Francois Bayrou mengatakan bahwa “fanatisme telah menyerang lagi, dan kami berduka.”

Sementara penyelidikan terus berlanjut, PNAT menambahkan bahwa mereka mencatat penikaman tersebut sebagai pembunuhan, dan percobaan pembunuhan “yang berhubungan dengan elemen teroris.”

Baca juga:  Ditikam saat Patroli di Stasiun Paris, Tentara Prancis Terluka

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)