President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Inggrid Siburian. Dok. Tangkapan Layar
Fachri Audhia Hafiez • 26 February 2025 12:27
Jakarta: President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Inggrid Siburian, membeberkan penyebab stok bahan bakar minyak (BBM) sempat habis di seluruh SPBU. Kondisi itu terjadi pada Januari 2025.
"Jadi dapat saya sampaikan bahwa keterlambatan tersebut adalah karena adanya hambatan pada sisi suplai atau rantai pasok. Tetapi, hambatan tersebut memang kondisi yang di luar kendali kami," kata Inggrid saat rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi XII DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 26 Februari 2025.
Inggrid mengatakan SPBU Shell mengalami kehabisan stok untuk seluruh varian produk BBM yang dijualnya. Yaitu, RON 92, RON 95, RON 98 dan solar CN51.
Shell, kata dia, telah melakukan sejumlah upaya untuk tersedianya kembali stok BBM. Mereka melakukan permohonan neraca komoditas untuk 2025 sebagai dasar untuk mendapatkan persetujuan impor pada yang telah diminta pada September 2024.
"Setelah kami mengajukan neraca komoditas, kami juga melakukan korespondensi dengan Kementerian ESDM dan menyampaikan apa saja potensi yang akan terjadi, misalnya potensi stock out apabila terjadi keterlambatan dari sisi suplai," ujar dia.
Neraca komoditas itu disetujui 20 Januari 2025. Lalu, persetujuan impor didapatkan di 23 Januari 2025.
Namun, lanjut Inggrid, pada saat mendapatkan neraca komoditas tersebut, sekitar 25 persen stok BBM dari beberapa SPBU sudah berkurang. Pihaknya melakukan upaya mempercepat ketersediaan stok.
"Namun yang perlu saya sampaikan adalah dibutuhkan waktu untuk mempersiapkan. Jadi dari mulai penunjukkan kapal, persiapan produk, sampai kami juga harus bongkar di terminal, pengetesan, dan sampai distribusi dari terminal ke SPBU itu membutuhkan waktu sampai 20 hari," jelas dia.
Baca Juga:
Shell Indonesia Bantah Rumor Penutupan SPBU |