Iran dikabarkan memiliki kemampuan mengembangkan senjata nuklir. Foto: Anadolu
Teheran: Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, mengeluarkan peringatan bahwa Iran mendekati kemampuan mengembangkan senjata nuklir, dalam wawancaranya dengan Le Monde sebelum kunjungannya ke Teheran. Peringatan ini disampaikan menjelang putaran baru pembicaraan nuklir Iran-AS yang akan digelar di Roma akhir pekan ini.
“Mereka memiliki potongan-potongannya, dan suatu hari mereka akhirnya bisa menyatukannya,” kata Grossi tentang program nuklir Iran, dikutip dari The Gulf Times, Kamis, 17 April 2025. Ia menambahkan bahwa meskipun masih ada jalan yang harus ditempuh, “mereka tidak jauh, itu harus diakui.”
Pernyataan ini muncul saat IAEA melaporkan Iran memiliki 274,8 kilogram uranium yang diperkaya hingga 60%, jauh melebihi batas 3,67?lam kesepakatan 2015 namun masih di bawah ambang 90% untuk senjata nuklir.
Ketegangan diplomatik memanas
Kunjungan Grossi ke Iran terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Teheran dan Washington. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menegaskan bahwa pengayaan uranium tidak dapat dinegosiasikan, menanggapi tuntutan AS untuk menghentikan seluruh program pengayaan.
Sikap ini bertolak belakang dengan permintaan utusan AS Steve Witkoff yang menuntut Iran untuk menghentikan dan menghilangkan pengayaan uraniumnya.
Putaran pembicaraan Sabtu mendatang di Roma akan menjadi ujian penting bagi kedua belah pihak. Araghchi mengkritik posisi kontradiktif AS, sementara Grossi menekankan pentingnya verifikasi IAEA untuk memastikan sifat damai program nuklir Iran. Situasi ini diperparah dengan kembalinya sanksi tekanan maksimal AS terhadap Iran sejak Januari 2025.
Dengan kedua belah pihak bersikukuh pada posisi masing-masing, dunia internasional menanti apakah diplomasi dapat mencegah krisis nuklir baru di Timur Tengah. Kunjungan Grossi ke Teheran diharapkan dapat membuka jalan bagi dialog yang lebih konstruktif menjelang pertemuan penting akhir pekan ini.
(
Muhammad Adyatma Damardjati)