Ilustrasi Strawberry Moon. DOK Freepik
Jakarta: Setiap tahun, langit bulan Juni menghadirkan pemandangan yang indah dan penuh makna seperti Strawberry Moon.
Meski namanya terdengar manis dan berwarna merah muda, bulan ini tidak benar-benar berwarna stroberi. Lantas, apa itu Strawberry Moon sebenarnya? kapan fenomena ini terjadi? dan bagaimana cara menikmatinya. Berikut informasinya.
Asal Usul Nama "Strawberry Moon"
Istilah "Strawberry Moon" berasal dari suku asli Amerika, terutama suku Algonquin, yang menamai bulan purnama berdasarkan musim panen.
Strawberry Moon menandai waktunya panen stroberi liar di Amerika Utara. Nama ini kemudian diadopsi oleh budaya Barat dan digunakan secara luas hingga kini.
Kapan Terjadinya?
Strawberry Moon terjadi ketika bulan purnama muncul di bulan Juni, biasanya sekitar pertengahan hingga akhir bulan. Ini adalah purnama terakhir sebelum musim panas dimulai (summer solstice di belahan bumi utara). Pada tahun 2025, Strawberry Moon terlihat pada 11 Juni 2025.
Apakah Warnanya Berbeda?
Berbeda dengan warna
Bulan yang umumnya abu atau putih, Strawberry Moon cenderung berwarna pink, kuning, atau oranye. Hal ini disebabkan posisi Strawberry Moon yang lebih rendah di langit di Belahan Bumi Utara. Bulan akan tampak memberikan cahaya yang "lebih hangat".
Meskipun dinamakan Strawberry Moon, warna bulan tetap seperti bulan purnama biasa. Namun, dalam kondisi tertentu, bulan bisa tampak lebih kemerahan atau jingga:
- Saat terbit atau terbenam di cakrawala,
- Karena partikel debu atau polusi di atmosfer,
- Saat cuaca tertentu, seperti kabut atau kelembapan tinggi.
- Efek ini membuat bulan terlihat lebih besar dan merah muda, memberi kesan seperti "stroberi".
Cara Menikmati Strawberry Moon
- Cari tempat terbuka tanpa polusi cahaya.
- Lihat saat terbit atau terbenam untuk efek warna dramatis.
- Gunakan teleskop atau kamera DSLR untuk menikmati detail bulan.
- Nikmati sambil refleksi atau meditasi, waktu yang baik untuk menenangkan diri.