Ilustrasi. Foto: AP
Annisa Ayu Artanti • 11 September 2023 08:11
Singapura: Harga minyak dunia turun di awal perdagangan Asia pada hari Senin karena kekhawatiran ekonomi di Tiongkok membebani prospek permintaan bahan bakar. Meskipun begitu, harga minyak Brent tetap bertengger di atas USD90 per barel karena didukung oleh pengetatan pasokan setelah Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan pasokan.
Melansir Investing.com, Senin, 11 September 2023, Harga minyak mentah Brent turun 49 sen, atau 0,5 persen menjadi USD90,16 per barel pada pukul 00.22 GMT. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS berada di USD86,77 per barel, turun 74 sen, atau 0,9 persen.
Ekonomi Tiongkok bebani harga komoditas
"Kekhawatiran mengenai pertumbuhan ekonomi Tiongkok membebani sentimen di seluruh komoditas," kata Analis ANZ mengatakan dalam sebuah catatan.
"Langkah ini diperburuk oleh dolar AS yang lebih kuat, yang membuat selera investor tetap rendah," imbuh analis itu.
Hal itu mengacu pada greenback yang telah naik selama delapan minggu berturut-turut.
Baca juga: Imbas Pemotongan Pasokan Global, ICP Agustus Naik Menjadi USD82,59/barel
Seperti diketahui, kedua kontrak minyak itu menguat dalam dua minggu terakhir berturut-turut dengan Brent menetap di level tertinggi sejak November pada hari Jumat, setelah Arab Saudi dan Rusia mengumumkan pekan lalu bahwa mereka akan memperpanjang pengurangan pasokan sukarela sebesar 1,3 juta barel per hari hingga akhir tahun.
Badan Energi Internasional dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan merilis laporan bulanan mereka minggu ini.
"Tanda-tanda permintaan yang kuat dari laporan-laporan pasar minyak dari IEA dan OPEC kemungkinan akan mendorong harga minyak lebih tinggi," kata para analis.
Di Amerika Serikat, para produsen menambahkan sebuah rig minyak minggu lalu untuk pertama kalinya sejak Juni, Baker Hughes mengatakan dalam laporan mingguannya, tetapi jumlah total masih turun 127, atau 17 persen di bawah jumlah yang sama pada waktu yang sama tahun lalu.
Dalam sebuah catatan Analis IG, Tony Sycamore mengatakan, WTI kemungkinan sedang merevisi harga minyak ke level yang lebih tinggi di atas USD83 dan di bawah resistensi di USD93,50 dalam beberapa minggu ke depan. Kekhawatiran seputar permintaan di Tiongkok dan Eropa membatasi kenaikan lebih lanjut.