Korut sebut AS masukkan Kuba ke daftar negara sponsor teroris karena tidak suka. (AP)
Marcheilla Ariesta • 1 October 2023 21:27
Pyongyang: Korea Utara (Korut) menuduh Amerika Serikat (AS) membiarkan tindakan 'teroris' terhadap Kuba terjadi. Mereka mengatakan, serangan baru-baru ini terhadap Kedutaan Kuba di Washington adalah akibat dari 'niat anti-Kuba' AS.
"Amerika Serikat mengabaikan jaminan keamanan misi Kuba dan hanya ingin memasukkan negara-negara yang mereka tidak sukai, seperti Kuba, ke dalam daftar negara sponsor terorisme," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Channel News Asia, Minggu, 1 Oktober 2023.
Selain Kuba, Korea Utara, Suriah, dan Iran juga masuk dalam daftar Departemen Luar Negeri AS.
Seorang penyerang menyerang kedutaan pada 24 September dengan dua bom molotov. Tidak ada yang terluka dan tidak ada kerusakan berarti.
"Insiden ini adalah serangan teroris yang parah," kata dia.
Ia menambahkan, kejadian tersebut memiliki pola yang terjadi setelah insiden tahun 2020 di kedutaan yang sama di mana seseorang menembakkan senapan ke gedung tersebut.
"Ini membuktikan bahwa insiden-insiden yang disebutkan di atas jelas-jelas dilakukan atas kerjasama diam-diam pemerintah AS," lanjut jubir yang tidak disebutkan namanya ini, dalam pernyataan yang disiarkan kantor berita resmi Korut, KCNA.
Pihak berwenang AS menangkap dan mendakwa seorang pria segera setelah penembakan tahun 2020.
"Amerika Serikat harus mengakui kesalahan tidak hanya atas insiden baru-baru ini tetapi juga semua kasus teroris di masa lalu dan menyelidiki kebenarannya untuk menunjukkan ketulusannya, daripada berfokus pada menyebut negara-negara sebagai negara sponsor terorisme," katanya.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan, AS mengutuk keras serangan tersebut dan pihak penegak hukum AS akan menyelidikinya. Tidak ada seorang pun yang ditahan saat penyelidikan berlanjut, kata Dinas Rahasia.
Kedutaan dibuka kembali pada tahun 2015 ketika Kuba dan AS memulihkan hubungan diplomatik. Havana mengataka,n tidak masuk akal bagi Washington untuk tetap memasukkan Kuba dalam daftar terorisme dan mempertahankan embargo ekonomi era Perang Dingin.