Ilustrasi. FOTO: Al Jazeera
Angga Bratadharma • 18 June 2023 17:07
Riyadh: Menteri Investasi Arab Saudi Khalid Al-Falih mengatakan Arab Saudi melihat Tiongkok sebagai mitra utama dalam dunia multipolar. Adapun hubungan kedua negara diperkirakan semakin dekat dari waktu ke waktu ketika minat bersama mereka terus tumbuh.
"Di satu sisi, ini adalah tatanan global multipolar yang telah muncul. Tiongkok adalah pemain penting didalamnya," kata Al-Falih, selama Konferensi Bisnis Arab-Tiongkok di Riyadh, dilansir dari CNBC International, Minggu, 18 Juni 2023.
Dunia multipolar dalam konteks ini menandakan sistem global yang tidak didominasi oleh Barat atau didefinisikan sebagai pertarungan antara dua kekuatan besar, seperti yang terjadi selama Perang Dingin. "Kami percaya, dan saya pikir itu sudah terbukti, Kerajaan adalah bagian penting dari dunia multipolar yang telah muncul ini," tuturnya.
"Dan kami akan memainkan peran kami, tidak hanya dalam mengembangkan ekonomi kami sendiri, tetapi juga mengembangkan wilayah kami, dan menyebarkan apa yang kami miliki dalam hal peluang pembangunan, juga ke Afrika, Asia Tengah, anak benua India," tambahnya.
"Dan kami percaya kerja sama ekonomi antara Tiongkok dan Arab Saudi dan GCC (Dewan Kerjasama Teluk), dan seluruh wilayah Arab, akan menjadi bagian penting dari itu," lanjutnya.
Adapun periode usai Perang Dingin melihat Amerika Serikat (AS) sebagai kekuatan dunia yang unggul, kekuatan terkuat di planet ini dalam hal kekuatan ekonomi, militer, dan geopolitik.
Namun, bangkitnya Tiongkok dan BRICS (pasar berkembang lainnya yang mencakup Brasil, Rusia, India, dan Afrika Selatan), serta kemarahan di banyak bagian dunia atas kampanye perang dan sanksi yang dipimpin AS, menyebabkan meningkatnya seruan untuk tatanan dunia di mana kekuasaan didistribusikan secara lebih luas di antara negara-negara yang berbeda.
Arab Saudi, dalam menyeimbangkan persahabatannya dengan Tiongkok dan AS, melihat dirinya sebagai bagian dari itu. Kerajaan juga telah menjadi pemain global yang jauh lebih aktif, menggunakan kekuatan finansial berbahan bakar minyaknya untuk meningkatkan perdagangan dan investasi internasionalnya serta mendapatkan pengaruh di seluruh dunia.
"Saya pikir secara signifikan, kami melihat peluang bagi perusahaan Tiongkok dan perusahaan Arab Saudi untuk juga berinvestasi secara internasional di negara ketiga dengan cara yang akan membawa pembangunan ke negara berkembang lainnya," pungkasnya.