Pemimpin Alawi Suriah Serukan Persatuan Nasional atas Sektarianisme

Warga Suriah bersorak-sorai merayakan tumbangnya rezim Bashar al-Assad. (Anadolu Agency)

Pemimpin Alawi Suriah Serukan Persatuan Nasional atas Sektarianisme

Willy Haryono • 18 January 2025 14:53

Damaskus: Imam Zulfikar Fadil Gazal, seorang tokoh terkemuka dalam komunitas Alawi Suriah, menyerukan persatuan berdasarkan identitas nasional, mendesak warga Suriah untuk mengesampingkan perbedaan sektarian untuk membangun negara yang lebih kuat dan bersatu.

Gazal, imam Masjid Imam Alhasan Al Askari di Latakia, mendesak warga Suriah untuk bersatu dalam semangat patriotisme dan solidaritas saat Suriah memasuki era baru setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad.

“Jika afiliasi sektarian Anda merugikan afiliasi nasional Anda, tinggalkan sekte tersebut dan utamakan tanah air," kata Gazal kepada Anadolu Agency, Sabtu, 18 Januari 2025.

"Ketika peristiwa dimulai di Suriah pada tahun 2011, kami tidak ingin negara tersebut mencapai hasil yang tidak kami inginkan, tanah air terpecah belah, atau semua orang hancur," lanjutnya.

"Kami menyerukan penerapan prinsip-prinsip kesucian dan cinta yang mengikat warga Suriah bersama-sama,” ungkap Gazal.

Ia juga menegaskan bahwa fondasi negara dan bangsa yang kuat terletak pada cinta tanah air, persatuan, dan niat yang tulus.

“Kami sampaikan kepada siapa pun yang mendengarkan kami, mengikuti kami, dan mendengar nasihat serta khotbah kami: Tanah air dan cinta tanah air adalah pelindung semua golongan, dan setiap proyek dan rencana harus dibangun di atas dasar ini. Seharusnya hanya ada satu golongan, yaitu golongan cinta.”

Keadilan harus ditegakkan

Ia menggarisbawahi pentingnya akuntabilitas dalam mencegah kerusakan lebih lanjut, mengabaikan relevansi afiliasi sektarian seorang pelaku kejahatan.

“Siapa pun yang melakukan kejahatan harus dimintai pertanggungjawaban. Langkah pertama menuju akuntabilitas adalah mengungkap kesalahan dan mengungkap kerugiannya,” tutur Gazal.

“Pelaku harus dimintai pertanggungjawaban agar mereka tidak melakukan pembantaian atau melakukan tindakan keji dan buruk lagi,” sambungnya.

Ia mencatat bahwa pascarezim Assad di Suriah, beberapa masalah diselesaikan melalui dialog di antara semua lapisan masyarakat, yang bertujuan membangun negara yang menghindari kesalahan masa lalu dan tidak menindas rakyatnya.

Merefleksikan pemulihan pascakonflik Latakia, Gazal mengatakan kota tersebut mengalami manfaat rekonsiliasi tanpa pembalasan.

"Di Latakia, kami mengalami dampak penaklukan dan kemenangan yang diraih tanpa balas dendam," katanya.

Meski terdapat perbedaan sektarian, ia menekankan inklusivitas kewarganegaraan.

"Jalani kewarganegaraan Anda. Larutkan dalam cinta tanah air, di mana semua orang menjadi satu hati, satu sekte, dan satu struktur,” pungkas Gazal.

Baca juga:  Bashar al-Assad Dinobatkan sebagai Pemimpin Terkorup 2024 Versi OCCRP

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)