Apel Pasukan Siaga Tanggap Bencana di Jalan Dipenogoro, Kota Bandung. Metrotvnews.com/ P. Aditya Prakasa
P Aditya Prakasa • 5 November 2025 15:18
Bandung: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat telah melakukan pemetaan daerah rawan bencana saat puncak musim berlangsung. Salah satu daerah rawan berdasarkan kajian resiko bencana adalah wilayah selatan dan tengah Jawa Barat.
"Kita sudah ada kajian resiko bencana, sudah dipetakan juga daerah-daerah mana saja (yang rawan). Untuk hidrometeorologi seperti banjir dan longsor, itu lebih banyak di Jawa Barat selatan dan tengah," kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Jabar, Teten Ali Mulku Engkun, di Kota Bandung, Rabu 5 November 2025.
Baca Juga :
Teten mengatakan alasan Jawa Barat bagian selatan dan tengah dikategorikan sebagai daerah rawan bencana saat ini dikarenakan adanya beberapa faktor. Selain curah hujan yang cukup tinggi, di wilayah tersebut juga banyak terjadi alih fungsi lahan yang dapat menyebabkan terjadinya potensi bencana alam.
"Karena yang biasanya dulu gak banjir, jadi banjir, atau lain sebagainya. Jadi selain curah hujan yang utama, tapi perubahan alih fungsi lahan juga biasanya yang menyebabkan itu," kata Teten.
Maka dari itu, kata Teten, agar potensi bencana alam tersebut dapat diantisipasi, Teten menyebut bahwa pihaknya kini telah berkoordinasi dengan beberapa instansi terkait salah satunya Basarnas.
"Kita akan terus melakukan mitigasi secara struktural mulai dari penanaman pohon di hulu-hulu sungai, hingga meningkatkan kesadaran masyarakat melalui geladi-geladi kecil di beberapa daerah," jelas Teten.
Sehingga dengan hal ini, Teten berharap potensi bencana alam akibat curah hujan yang tinggi di Jawa Barat dapat diantisipasi.
"Untuk total personel yang disiagakan dari BPBD Provinsi ratusan orang, belum dari kabupaten dan kota kurang lebih 20 sampai 30 orang yang disiagakan," kata Teten.
Sementara Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jawa Barat, Hadi Rahmat Hardjasasmita, mengatakan wilayah yang saat ini menjadi rawan bencana cukup tinggi adalah Sukabumi, Cianjur, Tasikmalaya, dan Bogor. Olah karena itu, pihaknya saat ini fokus untuk melakukan pemantauan di daerah tersebut.
"(Banjir Bandang) Itu wilayah Sukabumi, Cianjur, Garut selama ini cukup banyak, karena di sana banyak perbukitan ya," jelas Hadi.
Langkah antisipasi yang telah dilakukan, lanjut Hadi, Gubernur Jawa Barat telah menerbitkan Asta Siaga Bencana kepada pihak yang terkait dalam penanggulangan bencana. Mereka diminta untuk melakukan pemantauan di wilayah yang memiliki potensi bencana.
"Asta Siiaga Bencana Hidrometeorolgi yang diterbitkan oleh pak Gubernur yang berlaku dari tanggal 15 September sampai 20 April 2026. Sehingga mengharuskan kita semua pemerintah terkait pendekatan kesiapsiagaan termasuk TNI/Polri agar supaya untuk memantau potensi bencana yang mengancam di Jawa Barat," jelas Hadi.