Korea Selatan Bidik Posisi Kekuatan Pertahanan Terbesar Keempat Dunia

Seoul: Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung pada Senin, 20 Oktober 2025, menyatakan bahwa pemerintahnya akan mengalokasikan “anggaran yang lebih besar dari perkiraan” untuk penelitian pertahanan dan kedirgantaraan hingga tahun 2030, sebagai bagian dari rencana menjadikan negaranya kekuatan pertahanan terbesar keempat di dunia.

Lee menyampaikan hal tersebut dalam pembukaan Seoul International Aerospace & Defence Exhibition (ADEX) 2025, pameran persenjataan terbesar yang pernah digelar di Korea Selatan. Acara itu menampilkan berbagai inovasi, mulai dari sistem senjata tanpa awak hingga drone bunuh diri berbasis kecerdasan buatan, dalam upaya memperluas pasar ekspor pertahanan global.

Menurut data Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) yang dikutip The Straits Times, Senin, 20 Oktober 2025, Korea Selatan berada di peringkat ke-10 dunia dalam penjualan senjata pada 2023. “Menjadi salah satu dari empat kekuatan utama dalam industri pertahanan bukanlah mimpi yang mustahil,” ujar Lee.

Ia menegaskan bahwa pemerintah akan “membangun kedaulatan teknologi” dengan memusatkan investasi pada pengembangan teknologi, komponen, dan material strategis yang harus dikuasai secara mandiri, termasuk semikonduktor khusus untuk sektor pertahanan.

Kepada mitra luar negeri di bidang pertahanan, Lee berjanji bahwa Korea Selatan tidak hanya akan mengekspor sistem senjata, tetapi juga “berbagi teknologi dan pengalaman dalam membangun fondasi industri.”

Dalam beberapa tahun terakhir, industri senjata menjadi salah satu sektor ekspor dengan pertumbuhan tercepat di Korea Selatan, terutama sejak invasi Rusia ke Ukraina.

Negara itu telah menandatangani kontrak bernilai miliaran dolar untuk menjual berbagai produk militer, mulai dari howitzer dan amunisi hingga rudal dan kapal perang ke sejumlah negara di seluruh dunia.

Baca juga:  Presiden Korsel Bertekad Ambil Alih Kendali Militer Masa Perang dari AS