Anak-anak Palestina hadapi kelaparan akibat ulah Israel. Foto: Anadolu
Muhammad Reyhansyah • 13 November 2025 16:30
New York: Laporan gabungan terbaru dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) serta Program Pangan Dunia (WFP) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa kerawanan pangan akut terus memburuk di 16 titik rawan kelaparan global, dengan jutaan orang berisiko mengalami kelaparan ekstrem antara November 2025 hingga Mei 2026.
Dalam laporan berjudul Hunger Hotspots, kedua lembaga tersebut menyebut konflik dan kekerasan sebagai faktor utama yang memicu krisis pangan di 14 dari wilayah terdampak. Negara dan wilayah dengan tingkat kekhawatiran tertinggi meliputi Haiti, Mali, Palestina, Sudan Selatan, Sudan, dan Yaman, di mana penduduk menghadapi ancaman kelaparan yang sangat parah.
Sementara itu, Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, Myanmar, Nigeria, Somalia, dan Suriah dikategorikan sebagai wilayah “sangat mengkhawatirkan”. Burkina Faso, Chad, Kenya, serta pengungsi Rohingya di Bangladesh juga menghadapi kondisi pangan yang berat.
FAO dan WFP memperingatkan bahwa “waktu hampir habis untuk mencegah kelaparan meluas” karena pendanaan kemanusiaan berada pada tingkat kritis. Hingga akhir Oktober, hanya USD10,5 miliar dari total kebutuhan USD29 miliar yang telah diterima. Kekurangan dana tersebut memaksa lembaga bantuan memangkas jatah pangan serta menghentikan program gizi dan pemberian makanan di sekolah.
“Sistem peringatan dini dunia berfungsi, ini sangat penting untuk tindakan cepat,” kata Direktur Jenderal FAO, Qu Dongyu, seperti dikutip Anadolu, Kamis, 13 November 2025.
“Kita harus beralih dari reaksi terhadap krisis menjadi pencegahan. Investasi pada mata pencaharian, ketahanan, dan perlindungan sosial sebelum puncak kelaparan akan menyelamatkan nyawa dan sumber daya. Pencegahan kelaparan bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga investasi cerdas bagi perdamaian dan stabilitas jangka panjang. Perdamaian adalah prasyarat bagi ketahanan pangan, dan hak atas pangan adalah hak asasi manusia dasar,” ujar Qu Dongyu.
Direktur Eksekutif WFP, Cindy McCain, juga mengingatkan situasi yang genting. “Kita berada di ambang bencana kelaparan yang sepenuhnya bisa dicegah dan mengancam jutaan jiwa di berbagai negara,” kata McCain.
Kedua lembaga PBB itu menyerukan dukungan dana darurat, kemauan politik, serta akses kemanusiaan tanpa hambatan agar bencana kelaparan dapat dicegah sebelum terlambat.