Presiden AS Donald Trump. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 2 September 2025 19:01
San Francisco: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan dirinya terbuka untuk membuka kembali rumah sakit jiwa (RSJ) ‘Insane Asylums’ guna mengatasi masalah gelandangan di kota-kota besar.
Dalam wawancara dengan Daily Caller yang terbit Senin, 1 September 2025, Trump mengatakan, memaksa lebih banyak penderita gangguan mental serius masuk ke institusi psikiatri jangka panjang akan membuat jalanan lebih aman, meskipun biaya yang dibutuhkan sangat besar.
“Dulu rumah sakit seperti itu ada, dan anda tidak pernah melihat orang-orang seperti yang ada sekarang. Mereka semua dilepas ke masyarakat karena tidak ada tempat menampung mereka. Biayanya sangat mahal,” kata Trump, dikutip dari Independent, Selasa, 2 September 2025.
“Mereka tidak bisa dibiarkan berkeliaran, itu berbahaya. Mereka bisa hidup sampai 85 tahun,” lanjut dia.
Trump maupun Daily Caller tidak merinci apa yang dimaksud dengan “rumah sakit jiwa." Namun, istilah tersebut umumnya merujuk pada institusi psikiatri lama tempat penderita gangguan mental bisa ditahan secara paksa, sering kali dalam kondisi yang keras.
Sejumlah skandal penyalahgunaan, putusan pengadilan, dan perkembangan obat-obatan baru, ditambah tingginya biaya operasional, mendorong reformasi besar pada dekade-dekade sebelumnya. Akibatnya, penahanan pasien dalam jangka panjang semakin sulit dilakukan secara hukum, sehingga jumlah penghuni fasilitas tersebut menurun lebih dari 90 persen.
Beberapa dokter dan politisi mengkritik kondisi sekarang, menilai banyak penderita gangguan mental terpaksa hidup di jalanan atau bolak-balik penjara, rumah sakit umum, maupun fasilitas psikiatri jangka pendek.
Trump sendiri sudah lama mengusulkan pengendalian lebih ketat terhadap rumah sakit jiwa. Saat kampanye, ia berjanji akan menggunakan seluruh wewenangnya untuk “membersihkan” jalanan dari gelandangan. Ia menekankan, pasien dengan kondisi mental serius akan dibawa kembali ke institusi hingga mereka cukup sehat untuk kembali berbaur di masyarakat.
Dalam wawancara tersebut, Trump juga membuat klaim keliru. Ia menyebut Rumah Sakit Jiwa Creedmoor di New York telah ditutup oleh seorang gubernur, padahal fasilitas itu masih beroperasi. Ia juga mengatakan Rumah Sakit Bellevue menutup rumah sakit jiwa lamanya, meski faktanya fasilitas itu tetap menerima pasien rawat inap dengan gangguan mental.
Di luar isu kesehatan mental, Trump menyinggung soal mahasiswa asing asal Cina. Ia menyatakan, melarang mahasiswa Cina belajar di AS akan “sangat menghina” Beijing dan merugikan perguruan tinggi Amerika.
Pernyataan itu muncul setelah influencer sayap kanan Laura Loomer mendesak pemerintahannya mengusir sekitar 600.000 mahasiswa Cina di AS, dengan tuduhan keliru bahwa mereka semua mata-mata komunis. (Kelvin Yurcel)
Baca juga: Gelandangan yang Sakit Jiwa di New York akan Dimasukkan RS