Komandan PMPP TNI, Mayjen TNI Taufik Budi Santoso. Foto: Metrotvnews.com
Fajar Nugraha • 24 October 2025 20:14
Jakarta: Komitmen Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia kembali ditegaskan melalui penyelenggaraan talkshow bertajuk “Peran Indonesia dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB dan Peran Pemuda dalam Perdamaian Global” yang menjadi bagian dari peringatan 75 tahun kemitraan Indonesia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Acara yang berlangsung di Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta ini menghadirkan berbagai narasumber dari lembaga nasional dan internasional, serta mengundang partisipasi aktif kalangan muda.
Diskusi yang berlangsung dinamis tersebut menghadirkan Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Mayjen Taufik Budi Santoso, Direktur Keamanan dan Perdamaian Internasional Kementerian Luar Negeri RI Caka Alverdi Awal, Director of UNESCO Regional Office in Jakarta and UNESCO Representative to Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, the Philippines, and Timor Leste Maki Katsuno-Hayashikawa, akademisi Fakultas Hukum Unika Atma Jay, Siradj Okta, serta aktivis perdamaian Inayah Wulandari Wahid.
Dalam diskusi tersebut, para narasumber menyoroti pentingnya pendekatan komprehensif dalam misi penjaga perdamaian, yang tidak hanya berfokus pada stabilitas keamanan, tetapi juga melibatkan pembangunan masyarakat pascakonflik, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan sipil. Pendekatan ini menjadi bagian dari diplomasi kemanusiaan Indonesia yang berperan penting dalam menjaga perdamaian global.
Komandan PMPP TNI, Mayjen TNI Taufik Budi Santoso, menekankan bahwa setiap pasukan Indonesia yang bertugas di bawah bendera PBB membawa semangat kemanusiaan dan solidaritas bangsa.
“Dari Lebanon hingga Kongo, mereka membawa bukan hanya bendera merah putih, tetapi juga nilai-nilai perdamaian, kasih sayang, dan solidaritas,” ujar Taufik dalam keterangannya, Jumat, 24 Oktober 2025.
Keterlibatan aktif Indonesia dalam misi pemeliharaan perdamaian menjadi wujud nyata diplomasi luar negeri yang berorientasi pada solusi damai dan inklusif. Sinergi antara militer, pemerintah, dan masyarakat sipil dipandang penting dalam membangun perdamaian yang berkelanjutan.
Selain membahas kontribusi Indonesia dalam misi penjaga perdamaian, para pembicara juga menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam memelihara semangat toleransi lintas bangsa. Mereka menilai, anak muda memiliki potensi besar sebagai agen perubahan yang memperkuat upaya perdamaian di tingkat lokal maupun global.
Melalui pemahaman terhadap diplomasi, solidaritas, dan nilai kemanusiaan, generasi muda diharapkan mampu menjadi jembatan antarbangsa untuk menciptakan dunia yang damai, adil, dan harmonis.
(Muhammad Adyatma Damardjati)