Kepala BMKG: Peringatan Dini Tak Boleh Padam karena Berganti Pemimpin

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati. Dok Biro Pers Sekretariat Presiden

Kepala BMKG: Peringatan Dini Tak Boleh Padam karena Berganti Pemimpin

Achmad Zulfikar Fazli • 17 June 2025 05:08

Nice: Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menekankan pentingnya keberlanjutan sistem peringatan dini bencana di tengah tantangan kepemimpinan daerah yang kerap berubah-ubah. Hal ini disampaikannya saat mewakili Indonesia dalam forum tingkat tinggi United Nations Ocean Conference (UNOC) yang digelar di Nice, Prancis, pada 9–10 Juni 2025.

Dalam forum global tersebut, Dwikorita mengungkapkan peningkatan kesadaran dunia terhadap mitigasi bencana, khususnya bencana hidrometeorologi dan tsunami, merupakan kabar baik dan sangat diapresiasi. Namun, dia menekankan peningkatan kesadaran saja tidak cukup jika tidak disertai dengan kesinambungan tindakan nyata di tingkat lokal/daerah.

"Satu kota di Indonesia sudah kami siapkan dengan sistem peringatan dini tsunami secara komprehensif. Semua unsur terlibat, dari pembuat kebijakan, peneliti, universitas, masyarakat hingga pemimpin daerah. Tapi ketika kepemimpinan di daerah tersebut berganti, semua kebijakan itu masuk laci. Tiga tahun kemudian, tsunami terjadi. Dan mereka tidak siap,” ujar Dwikorita, dalam keterangannya, dilansir pada Selasa, 17 Juni 2025.

Dwikorita menggarisbawahi bencana di era perubahan iklim kini semakin tidak bisa diprediksi. Dia mencontohkan munculnya Siklon Tropis Seroja pada 2021, yang secara teori tidak seharusnya terbentuk di dalam wilayah tropis Indonesia, yaitu wilayah yang berada diantara 10 derajat Lintang Utara hingga 10 derajat Lintang Selatan.

Peristiwa itu menjadi bukti pendekatan mitigasi dan peringatan dini harus terus dikembangkan dan tidak boleh bergantung pada keberuntungan semata.

“Siklon tropis seharusnya tidak terbentuk di dalam zona tropis tersebut, namun kenyataannya hal tersebut terjadi. Ini mengejutkan kami dan menunjukkan bahwa tantangan bencana semakin tidak terduga,” tegas dia.
 

Baca Juga: 

Gempa Bumi Magnitudo 4.8 Mengguncang Tasikmalaya


Dalam konteks penguatan sistem peringatan dini, Dwikorita menyoroti pentingnya inovasi teknologi dan observasi laut dalam, yang terus berkembang di banyak negara. Namun, dia mengingatkan teknologi tanpa dukungan sosial-politik yang konsisten akan sia-sia.

“Kita belajar bahwa saat semua orang siap, entah bagaimana bencana tidak terjadi. Tapi saat kita mulai lengah, bencana bisa datang. Inilah refleksi penting yang harus dijaga kesinambungannya oleh semua pihak,” kata dia.

Dwikorita mengapresiasi pelajaran dari berbagai negara seperti Jamaika, Afrika Selatan, Brasil, dan negara-negara Pasifik, yang menjadi inspirasi dalam membangun ketahanan menghadapi bencana laut. Namun, menurut dia, pembelajaran terpenting tetap berada pada bagaimana menjaga kesinambungan komitmen, terutama di level lokal atau daerah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)