Bagi Mamdani, Trump Tetap Fasis Tapi Masih Siap Kerja Sama

Wali Kota Terpilih New York, Zohran Mamdani saat bertemu Presiden Donald Trump pekan lalu. Foto: The New York Times

Bagi Mamdani, Trump Tetap Fasis Tapi Masih Siap Kerja Sama

Fajar Nugraha • 24 November 2025 13:05

New York: Wali Kota Terpilih New York, Zohran Mamdani, mengatakan pada Sabtu bahwa ia masih yakin Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump adalah seorang ‘fasis’ dan ‘despot’. Tetapi ia memandang pertemuan tatap muka pertama mereka di Gedung Putih pada Jumat sebagai ‘kesempatan’ untuk bekerja sama dalam menurunkan biaya hidup warga New York.

Setelah berbulan-bulan saling hina selama kampanye, keduanya bersikap ramah selama pertemuan tersebut, dengan presiden mengatakan kepada wartawan bahwa ia akan "mendukung" Mamdani, dan wali kota terpilih menyebut pertemuan itu "produktif".

Setelah pertemuan mereka, Mamdani ditanya oleh para wartawan apakah ia tetap pada keputusannya untuk menyebut Trump "fasis" selama kampanye.

"Tidak apa-apa, Anda bisa mengatakannya saja," kata Trump sambil bercanda.

"Lebih mudah, lebih mudah daripada menjelaskannya,” ungkap Trump.

Pada hari Sabtu, Mamdani mengatakan kepada moderator "Meet the Press" Kristen Welker bahwa ia masih yakin presiden adalah seorang fasis.

"Setelah Presiden Trump mengatakan itu, saya berkata, 'Ya,'" kata Mamdani.

Ia menambahkan, "Itu sesuatu yang pernah saya katakan sebelumnya dan saya katakan hari ini. Dan saya pikir yang saya hargai dari percakapan saya dengan presiden adalah bahwa kami tidak malu-malu tentang titik-titik perbedaan pendapat, tentang politik yang telah membawa kita ke momen ini, dan kami juga ingin berfokus pada bagaimana seharusnya menyampaikan analisis bersama tentang krisis keterjangkauan bagi warga New York."

Mamdani merujuk pada komentar-komentar negatif lain di masa lalu tentang Trump, dan mengatakan kepada Welker, "Semua yang saya katakan di masa lalu, saya tetap percayai."

"Saya tidak datang ke Ruang Oval untuk menyampaikan suatu poin atau pendirian. Saya datang ke sana untuk menyampaikan aspirasi warga New York," tambah Mamdani.

Wali kota terpilih tersebut juga berbicara tentang sikapnya saat menghadiri pertemuan tersebut dan mengapa pertemuan itu berakhir begitu bersahabat.

"Saya berulang kali memikirkan apa artinya bagi warga New York jika kita dapat membangun hubungan yang produktif yang akan berfokus pada isu-isu yang dipikirkan warga New York hingga larut malam," alih-alih terus saling sindir, kata Mamdani kepada Welker.

"Ketika Anda benar-benar bertanya kepada warga New York dan mendengarkan mereka, Anda mendengarnya kembali ke isu-isu yang tidak hanya memicu percakapan antara presiden dan saya dengan pers setelah pertemuan kami, tetapi sejujurnya, dalam pertemuan itu sendiri," tambah Mamdani.

Wali kota terpilih tersebut merujuk pada pesan kampanye Trump sendiri tahun lalu, yang mencakup janji untuk menurunkan biaya hidup bagi warga Amerika pada hari pertama masa jabatan keduanya.

Pada hari Sabtu, Mamdani mengatakan bahwa ia telah berupaya keras selama kampanye wali kota untuk berbicara kepada warga New York yang tinggal di Bronx dan Queens yang telah memilih Trump pada tahun 2024.

“Saya menyampaikan kepada presiden bahwa ketika saya bertanya kepada warga New York mengapa mereka memilih presiden, mereka berulang kali mengatakan kepada saya, itu adalah biaya hidup, biaya hidup, biaya hidup,” kata wali kota terpilih tersebut.

“Dan ketika presiden dan saya berbicara, kami berbicara tentang apa yang menghalangi tercapainya agenda keterjangkauan tersebut,” tegas Mamdani.

Dalam minggu-minggu menjelang Hari Pemilihan, Trump sering mengecam Mamdani secara daring, menyebutnya sebagai "komunis gila" dan mengancam akan memotong dana federal untuk Kota New York jika para pemilih memilih Mamdani, yang menyebut dirinya sebagai seorang sosialis demokrat. Mamdani sering membalas, pernah menyebut Trump sebagai seorang "despot."

Pada Jumat, setelah wartawan bertanya kepada keduanya tentang penghinaan tersebut, presiden berkata, "Saya pernah disebut jauh lebih buruk daripada seorang lalim," dan menambahkan, "Saya pikir dia akan berubah pikiran setelah kita bekerja sama."

Menjelang pemilu, Trump bahkan mendukung lawan terkuat Mamdani, mantan Gubernur New York Andrew Cuomo, seorang Demokrat yang kemudian menjadi independen dan mencalonkan diri dalam pemilihan umum setelah kalah dari Mamdani dalam pemilihan pendahuluan Demokrat.

Dalam pidato kemenangannya, Mamdani berbicara dengan tegas menentang pemerintahan Trump, berjanji bahwa "New York akan menjadi cahaya" dalam kegelapan politik dan meminta Trump untuk "mengeraskan suaranya."

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)