Ilustrasi minyak dunia. Foto: Dok ICDX
Eko Nordiansyah • 20 November 2025 08:13
Houston: Harga minyak sedikit melemah pada Rabu, 19 November 2025. Pelemahan ini karena data menunjukkan peningkatan persediaan AS dan pasar menunggu dampak sanksi AS yang akan datang terhadap perusahaan minyak Rusia.
Dikutip dari Investing.com, Kamis, 20 November 2025, minyak mentah berjangka Brent yang berakhir pada Januari turun 0,9 persen menjadi USD64,30 per barel dan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 0,9 persen menjadi USD60,13 per barel. Kedua kontrak melonjak lebih dari satu persen pada hari Selasa.
Data dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan stok minyak mentah AS naik sebesar 4,4 juta barel pada pekan yang berakhir 18 November, lebih dari tiga kali lipat dari kenaikan pekan sebelumnya sebesar 1,3 juta barel. Persediaan bensin naik sebesar 1,55 juta barel dan persediaan distilat meningkat sebesar 577 ribu barel.
Kenaikan persediaan terjadi karena perkiraan pasokan yang lebih luas menunjukkan potensi kelebihan pasokan di awal tahun 2026. Produsen mempertahankan produksi tetap tinggi, sementara lembaga global telah memperingatkan bahwa pertumbuhan permintaan mungkin tidak cukup kuat untuk menyerap pasokan yang tersedia.
"Secara keseluruhan, laporan tersebut relatif bearish. Namun, pasar akan lebih fokus pada rilis data inventaris Badan Informasi Energi AS (EIA) yang banyak dipantau hari ini," ujar analis ING dalam sebuah catatan.
.jpg)
(Ilustrasi. Foto: Freepik)
Di saat yang sama, pasar fokus pada sanksi AS yang menargetkan perusahaan minyak Rusia, Rosneft dan Lukoil, yang akan mulai berlaku pada 21 November. Langkah-langkah tersebut akan membatasi akses ke pembiayaan dolar AS dan membatasi transaksi dengan perusahaan-perusahaan tersebut.
"Pelaku pasar tampaknya lebih khawatir tentang risiko pasokan daripada kemungkinan surplus di masa mendatang," kata analis ING.
"Kekhawatiran atas pasokan solar Rusia di tengah sanksi dan serangan Ukraina terhadap kilang-kilang Rusia mendorong penguatan pasar," tambah mereka, merujuk pada kenaikan harga pada Selasa.
Sementara itu, sebuah laporan Axios, yang mengutip pejabat AS dan Rusia, menyatakan bahwa pemerintahan Trump diam-diam telah berkoordinasi dengan Moskow untuk mengembangkan proposal baru yang bertujuan mengakhiri perang di Ukraina.
Kesepakatan potensial ini dapat mengubah ekspektasi pasokan global dan kebijakan sanksi, yang berpotensi menurunkan premi risiko geopolitik dan menekan harga minyak.