Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. Foto: Metrotvnews.com/Fachri.
Anggi Tondi Martaon • 30 October 2025 18:48
Jakarta: Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan Indonesia akan memproduksi 30 unit kapal selam otonom (KSOT) atau nirawak dalam waktu dekat. Alutsista tersebut bakal menjaga titik sempit (choke point) yang tersebar di seluruh perairan Indonesia.
"Tadi saya, panglima TNI, kepala staf TNI AL, dan direktur PT PAL (Surabaya) sudah mengadakan suatu evaluasi teknis dan kami menyimpulkan bahwa Kementerian Pertahanan melaporkan kepada Bapak Presiden dan selaku penentu persenjataan strategis dari TNI, bahwa kita memerlukan 30 unit kapal selam otonom," kata Sjafrie dikutip dari Antara, Kamis, 30 Oktober 2025
Sjafrie tidak mengungkap dislokasi kapal-kapal selam otonom itu tersebut. Dia hanya menjelaskan kehadiran armada persenjataan nirawak di dalam organisasi TNI AL itu merupakan kekuatan tersendiri bagi Indonesia.
Sjafrie bersama sejumlah pejabat teras Kementerian Pertahanan dan TNI menyaksikan uji coba peluncuran torpedo latih dari slot peluncur kapal selam otonom, yang dilayarkan di depan dermaga itu.
Kapal selam otonom ini secara fisik berukuran mini tanpa awak manusia, digerakkan motor penggerak listrik dengan sistem navigasi sementara ini memakai sinyal internet.
Hingga tahap pengembangan saat ini, kapal selam otonom dengan nomor lambung KSOT-008 itu tidak ditargetkan untuk mampu meluncurkan torpedo berkepala ledak lethal. Namun baru sebatas meluncurkan torpedo yang juga digerakkan motor penggerak listrik.
Dalam peragaan simulasi peluncuran torpedo latih itu, rombongan diberikan penjelasan dari pejabat PT PAL Surabaya, yang diberikan tugas dari negara untuk merancang, mengembangkan, dan memproduksi kapal selam otonom itu.
Di sela peragaan simulasi peluncuran torpedo latih yang dipasang di luar badan kapal selam itu, Sjafrie mendapat sambungan telefon dari Presiden Prabowo Subianto. Kepala Negara berpesan bahwa kegiatan itu harus berhasil.

Ia secara khusus meminta agar segera ada evaluasi menyeluruh agar produksi kapal selam otonom itu bisa segera diwujudnyatakan dan berharap tahun depan ada perkuatan tambahan dari armada kapal selam otonom itu di seluruh perairan Indonesia.
Dengan mengoperasikan kapal selam otonom itu, ada banyak manfaat bisa diraih. Di antaranya, efisiensi personel, material, dan waktu.
"Kita adalah negara keempat di dunia yang memproduksi kapal selam otonom setelah Amerika Serikat, Rusia, China, dan Indonesia," ujar Sjafrie.