Tata Kelola AI Jadi Pilar Utama di Era Digital

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Tata Kelola AI Jadi Pilar Utama di Era Digital

Ade Hapsari Lestarini • 29 October 2025 21:56

Jakarta: ISACA Indonesia Chapter berkolaborasi dengan Grab Indonesia dan OVO bersama-sama menghadapi perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI) dan meningkatnya risiko siber di era digital.
 
Mereka berkolaborasi menyelenggarakan konferensi tahunan GRACS IPSS 2025 (Governance, Risk, Assurance, and Cybersecurity Summit & Indonesia Privacy and Security Summit).
 
Mengusung tema "Trust by Design: Privacy, Security, and AI Governance for the Future", acara ini menjadi wadah strategis bagi para pemimpin industri, regulator, akademisi, dan profesional teknologi untuk membahas peran tata kelola dan kepercayaan digital dalam membentuk masa depan ekosistem AI yang aman dan bertanggung jawab.
 
Konferensi ini menampilkan lebih dari 20 narasumber nasional dan internasional yang membahas berbagai aspek tata kelola digital, mulai dari keamanan data, regulasi privasi, hingga penerapan standar AI.
 
Sebagai salah satu mitra utama, Grab Indonesia menegaskan komitmennya dalam membangun ekosistem digital yang aman, terpercaya, dan beretika. Grab telah menerapkan prinsip "Trust by Design" dalam setiap inovasi teknologinya, mulai dari pengelolaan data pengguna hingga pengembangan fitur berbasis AI untuk meningkatkan keselamatan, efisiensi, dan kenyamanan layanan.
 
Sejalan dengan semangat ISACA Indonesia Chapter dalam memperkuat tata kelola, manajemen risiko, serta keamanan dan privasi data di era transformasi digital, kolaborasi ini menjadi langkah nyata untuk mewujudkan kepercayaan sebagai fondasi utama pembangunan ekosistem digital yang berkelanjutan di Indonesia.

 

Penerapan AI yang bertanggung jawab

 
Strategic Business Unit Manager-Digital Trust SGS Allan Rahadian menyebutkan pentingnya penerapan standar tata kelola yang jelas dalam pemanfaatan teknologi AI.
 
"Penerapan AI yang bertanggung jawab menuntut adanya tata kelola yang jelas. Solusinya dimulai dengan mengadopsi framework tata kelola AI yang diakui dan membangun struktur tata kelola yang kokoh. Ini bukan hanya soal teknis atau operasional, tapi juga harus mencakup penetapan kebijakan, etika, dan akuntabilitas," ungkap Allan Rahadian, dalam keterangan tertulis, Rabu, 29 Oktober 2025.
 
Menurut dia, tata kelola ini harus mencakup manajemen risiko, jaminan kualitas dan tata kelola data, serta yang tidak kalah penting, pembangunan budaya, pelatihan, dan kesadaran di seluruh organisasi.
 
Agenda ini juga menyoroti pentingnya integrasi prinsip "Trust by Design" dalam seluruh siklus hidup sistem digital, mulai dari desain hingga operasional. Dengan meningkatnya ketergantungan terhadap AI di berbagai sektor -termasuk keuangan, transportasi, kesehatan, dan pemerintahan- ISACA menegaskan tata kelola yang kuat harus menjadi fondasi utama untuk menjaga keamanan, privasi, dan integritas data masyarakat.
 
ISACA Indonesia Chapter berkomitmen untuk terus menjadi mitra strategis dalam memperkuat ekosistem tata kelola TI di Indonesia, dengan menekankan bahwa trust adalah elemen kunci dalam menghadapi disrupsi digital berbasis AI.
 
"At the end of the day, we’re not just building systems, we’re building trust. Because trust is what makes every digital innovation truly human. And that’s our shared responsibility," tambah Chairman GRACS IPSS 2025, Erikman Pardamean.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Ade Hapsari Lestarini)