Mensos Tanggapi Kritik soal Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

Bekasi: Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mempertimbangkan berbagai kritik terkait dengan usulan agar Presiden ke-2 RI, Soeharto mendapatkan gelar pahlawan. Gus Ipul mengatakan, pihaknya mendengarkan berbagai protes terkait dengan hal tersebut.

"Tentu kita mendengarkan keberatan, kita mendengarkan protes-protes atau juga mungkin pendapat yang berbeda-beda di tengah-tengah masyarakat," kata Gus Ipul di Bekasi, Sabtu sore, 1 November 2025.

Gus Ipul menyampaikan, seluruh protes dan kritik akan dijadikan pertimbangan. Dia memastikan bahwa pihaknya telah mengajukan sejumlah nama yang diusulkan menerima gelar pahlawan, termasuk Soeharto dan tokoh buruh Marsinah.

"Ya, yang saya tanda tangan ini ada nama Presiden Soeharto, ya tokoh buruh Marsinah ada. Sudah saya tanda tangan ini, karena semuanya kita anggap memenuhi syarat," kata Gus Ipul.

Gus Ipul menyatakan bahwa Kementerian Sosial telah melakukan kajian mendalam mengenai usulan berjenjang yang berasal dari tingkat kota, kabupaten hingga provinsi itu. Dia menyatakan bahwa beberapa nama yang diusulkan mendapatkan gelar pahlawan antara lain Presiden ke-2 RI Soeharto, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gusdur, Tokoh Ulama Kyai Bisri Samsuri, K.H. Kholil al-Bangkalani hingga Tokoh Buruh, Marsinah.

"Semuanya kita usulkan karena kita anggap telah memenuhi syarat. Nah, ini nanti dilanjutkan ke Dewan Gelar. Dewan Gelar akan dibahas lagi," ujar Gus Ipul.

Sebelumnya, ada 40 nama tokoh nasional yang diusulkan untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional. Usulan ini diserahkan Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) kepada Menteri Kebudayaan sekaligus Ketua Dewan Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan Fadli Zon pada Selasa, 28 Oktober 2025.