285.380 Peserta Lulus UTBK-SNBT 2025

Pengumuman UTBK-SNBT 2025. Foto: MI/Despian.

285.380 Peserta Lulus UTBK-SNBT 2025

Despian Nurhidayat • 27 May 2025 11:10

Jakarta: Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) Eduart Wolok mengatakan bahwa pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer–Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) sudah selesai. Sebanyak 285.380 peserta dari 860.976 pendaftar di terima perguruan tinggi negeri (PTN). 

“Persentase peserta diterima itu 29,43 persen,” ungkap Eduart dalam Konferensi Pers Pengumuman SNBT 2025 di Kantor Kemdiktisaintek, Jakarta, Selasa, 27 Mei 2025.

Dari jumlah pendaftar tersebut, sebanyak 253.421 peserta merupakan pendaftar Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Penerima KIP yang diterima mencapai 33,22 persen atau 83.639 peserta dari jumlah pendaftar.  

“Sementara itu jumlah peserta difabel yang lulus ada sebanyak 77 orang,” ujar Eduart. 

Pada tahun ini, jumlah perguruan tinggi negeri (PTN) dengan pendaftar terbanyak adalah Universitas Indonesia (UI) dengan 111.206 calon mahasiswa. Disusul Universitas Sebelas Maret 101.069 peserta, dan Universitas Gadjah Mada (UGM) 89.296 peserta. 

PTN penerima peserta UTBK-SNBT terbanyak yaitu Universitas Negeri Surabaya dengan 8.814 orang, Universitas Hasanuddin 6.188 peserta, dan Universitas Negeri Medan 5.766 orang. 
 

Baca juga: 

Lima Fakultas Dihadirkan Dalam Peresmian Universitas Sunan Gresik


Sementara itu, PTN penerima peserta KIP Kuliah terbanyak adalah Universitas Negeri Surabaya dengan 3.253 orang, Universitas Negeri Padang 2.815 peserta, dan Universitas Negeri Medan 2.744 orang. 

Dalam kesempatan itu, Eduart juga menjabarkan terkait beberapa tindak kecurangan yang dilakukan dalam pelaksanaan UTBK-SNBT. Di antaranya mencoba mengambil soal dengan berbagai macam cara, hingga praktik joki. 

“Dari ada yang menyusupkan menggunakan kamera handphone dan sebagainya untuk foto tampilan soal maupun menggunakan teknologi dengan mengakses komputer yang ada di pusat UTBK. Kemudian ada praktik joki baik itu dengan menggantikan peserta di ruang ujian, memberikan jawaban kepada peserta dengan receiver atau transmiter, dan melakukan remote PC peserta dari luar dan mengendalikan sekaligus menjawab soal ujiannya,” tegas Eduart. 

Menurut dia, semua tindak kecurangan tersebut dapat diantisipasi. Sebab, pihaknya sudah melakukan mitigasi saat UTBK dan bahkan sesudah pelaksanaannya. 

“Dari data anomali yang kita dapatkan terus kita tindak lanjuti menggunakan sarana pengamanan dan kita menggunakan face recognition pada peserta dan analisis kesamaan jawaban. Kami juga memberikan sanksi pada peserta yang melakukan kecurangan dan melaporkan kepada pihak kepolisian untuk tindak kecurangan yang terjadi. Bahkan di beberapa pusat UTBK ada yang langsung diproses ke kepolisian dan ditangkap,” ujar dia. 

Eduart juga memastikan bahwa pihaknya tidak akan berhenti. Deteksi kecurangan sampai proses daftar ulang di masing-masing PTN yang sudah menyatakan penerimaan.

Dia juga menyampaikan bahwa ada pusat UTBK yang melaporkan mahasiswa aktif yang terlibat praktik perjokian. 

“Padahal mahasiswa tersebut pintar, berprestasi, dari jurusan favorit, perguruan tingginya juga cukup ternama di negeri ini. Itu sudah diputuskan sanksi tegas dikeluarkan dari kampus. Bahkan diproses lebih lanjut sesuai aturan yang berlaku,” jelas Eduart. 

Di tempat yang sama, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menekankan bahwa pelaksanaan UTBK-SNBT merupakan sebagian dari proses penerimaan mahasiswa di perguruan tinggi. Menurut dia, masih ada tahapan lain yang dilakukan bagi calon mahasiswa untuk masuk perguruan tinggi negeri.

“Masih ada (seleksi) mandiri dan juga tentu saja perguruan tinggi swasta yang kualitasnya tidak kalah dan sama dengan perguruan tinggi negeri. Ini adalah bagian dari momentum dan proses bagi adik-adik kita yang akan masuk ke perguruan tinggi dan sekali lagi ini adalah bagian dari proses untuk menjemput masa depan bagi adik-adik kita,” kata Brian. 

Terkait beberapa ketidaksesuaian atau kecurangan yang terjadi, Brian prihatin dan tidak berharap hal ini terjadi. Apalagi dalam konteks akademik karena tindakan tersebut adalah sesuatu yang sangat tidak sesuai dan sesuatu yang sangat tidak bisa ditolerir. 

“Sehingga tindakan tegas akan dilakukan dan panitia berharap jangan sampai hal ini terjadi lagi. Kami juga menyampaikan siswa yang mau mengikuti jalur seleksi mana pun untuk tahun berikutnya bahwa berbagai kecurangan dapat kita antisipasi dan temui bahkan bisa kita laporkan kepada pihak berwenang,” tegasnya. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Anggi Tondi)