Waspada! Wilayah Ini Berpotensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang pada 25-26 Mei

Hujan lebat. MI/Susanto.

Waspada! Wilayah Ini Berpotensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang pada 25-26 Mei

Ihfa Firdausya • 25 May 2025 10:56

Jakarta: Laporan prospek cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan beberapa wilayah akan dilanda hujan lebat hingga ekstrem disertai kilat/petir dan angin kencang pada 25-26 Mei 2025.

Pada Minggu, 25 Mei 2025, hujan lebat hingga sangat lebat diperkirakan terjadi di Sumatra Utara, Lampung, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku, Papua Selatan. Sementara, angin kencang akan melanda wilayah Aceh.

Pada Senin, 26 Mei 2025, hujan dengan intensitas lebat sangat lebat diperkirakan terjadi di Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur,  dan Kalimantan Utara. Sementara, angin kencang berpotensi terjadi di Aceh.

Cuaca di Indonesia umumnya didominasi cerah berawan hingga hujan ringan. Namun, BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang di wilayah Sumatra Utara, Riau, Lampung, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara.

Kemudian Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, dan Papua Selatan.

"Berdasarkan analisis klimatologi terkini pada dasarian II Mei 2025, hanya sekitar 11 persen zona musim di wilayah Indonesia yang telah memasuki musim kemarau. Sementara itu, sebanyak 73 persen zona musim masih berada pada musim hujan,” ungkap keterangan resmi BMKG yang dikutip, Minggu, 25 Mei 2025.
 

Baca juga: 6 Bencana yang Harus Diwaspadai saat Kemarau Basah

Hal itu menunjukkan bahwa hampir sebagian besar wilayah Indonesia masih berada dalam periode peralihan dari musim hujan menuju musim kemarau.

Menurut laporan BMKG, dinamika cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia masih menunjukkan pola peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, yang dikenal dengan masa pancaroba. Pada periode ini, umumnya pola cuaca cenderung cerah pada pagi hingga menjelang siang hari, lalu berubah menjadi hujan disertai petir pada sore hingga malam hari.

Sementara dalam sepekan terakhir, hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat telah memicu bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah Indonesia.

"Kejadian tersebut tidak hanya diakibatkan oleh mekanisme konvektivitas lokal yang sering terjadi pada masa peralihan, melainkan juga dipengaruhi oleh dinamika atmosfer berskala lebih luas, di antaranya adalah aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial dan Kelvin, serta adanya gangguan tropis di barat daya Bengkulu," jelasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)