Petugas mengevakuasi korban luka di lokasi gempa bumi di Filipina, Selasa, 30 September 2025. (EPA)
Manila: Korban tewas gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,9 di wilayah tengah Filipina pada Selasa malam telah bertambah menjadi sedikitnya 31 orang dengan 147 lainnya mengalami luka-luka.
Gempa dangkal yang berpusat di lepas pantai utara Pulau Cebu, dekat Kota Bogo, itu meruntuhkan puluhan bangunan, termasuk gereja tua, sekolah, dan pusat perbelanjaan. Jumlah korban dikhawatirkan terus bertambah seiring berlanjutnya operasi pencarian.
Gubernur Provinsi Cebu, Pamela Baricuatro, melaporkan 25 korban tewas berasal dari Kota Bogo saja. Rumah sakit di wilayah itu kewalahan menampung korban luka.
“Karena jumlah pasien dengan luka serius yang tinggi, sebagian terpaksa dirawat di luar rumah sakit,” kata Baricuatro dalam pernyataan resmi di Facebook. Ia juga meminta bantuan relawan medis, seperti dikutip New Zealand Herald, Rabu, 1 Oktober 2025.
Kerusakan dan Upaya Penyelamatan
Sebanyak 22 bangunan mengalami kerusakan parah, termasuk sebuah gereja Katolik tua di Pulau Bantayan yang menara loncengnya ambruk. Seorang saksi mata, Marthan Pacilan, menggambarkan detik-detik mencekam.
“Saya mendengar suara ledakan keras dari arah gereja, lalu melihat batu-batu jatuh. Beruntung tidak ada yang terluka,” ujarnya.
Di Kota Cebu, sekitar 100 km dari Bogo, sejumlah orang terluka akibat runtuhnya langit-langit pusat perbelanjaan.
Upaya penyelamatan terhambat pemadaman listrik, gelap malam, serta 379 gempa susulan yang terus mengguncang. Pejabat penyelamat Wilson Ramos khawatir masih ada warga terjebak di bawah reruntuhan. Pemerintah setempat berjuang mengevakuasi korban meski akses jalan rusak dan jaringan listrik lumpuh.
Respons Darurat dan Kondisi Warga
Tim dari Dewan Nasional Pengurangan Risiko Bencana (NDRRMC) dikerahkan untuk mempercepat koordinasi tanggap darurat. Listrik baru pulih setelah tengah malam di Cebu dan empat pulau sekitarnya, namun trauma warga masih membekas.
“Rasanya seperti kita semua akan terjatuh. Ini pertama kalinya saya merasakannya,” kata Agnes Merza, warga Bantayan.
Filipina yang berada di Cincin Api Pasifik kerap diguncang gempa, meski jarang sebesar ini. Pusat Peringatan Tsunami Pasifik memastikan tidak ada ancaman tsunami, namun peristiwa ini kembali menegaskan kerentanan negara kepulauan tersebut terhadap bencana seismik. Operasi pencarian korban dan evaluasi kerusakan diperkirakan berlanjut dalam beberapa hari ke depan. (
Muhammad Adyatma Damardjati)
Baca juga:
Korban Tewas Gempa Filipina Bertambah Jadi 20 Orang