Jakarta: Kepergian Paus Fransiskus pada April 2025 menandai sebuah fase baru yang signifikan, tidak hanya untuk Gereja Katolik, tetapi juga untuk ekonomi global dan pasar investasi.
Dengan lebih dari 200 ribu orang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, dampak dari pemakaman dan konklaf kepausan yang mengikuti menyoroti hubungan istimewa antara dimensi spiritual, geopolitik, dan ekonomi.
Peningkatan pariwisata dan ekonomi Roma
Melansir laman AINVEST, Rabu, 30 April 2025, pemakaman
Paus bersama dengan Tahun Yubelium 2025 menghasilkan permintaan tinggi di sektor pariwisata Roma. Diperkirakan lebih dari 30 juta pengunjung akan datang sepanjang tahun ini, yang menyebabkan tingkat pemesanan hotel meningkat hingga 40 persen, sekaligus tarif juga naik antara 25 hingga 30 persen dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Vatikan, yang mendapatkan sekitar 30 persen dari total pendapatan tahunan 340 juta euro dari sektor pariwisata, diperkirakan akan menikmati keuntungan substansial meskipun ada beberapa kendala logistik, termasuk penutupan Kapel Sistina dan peningkatan langkah keamanan yang turut berpengaruh.
Ketidakstabilan pasar keuangan
Kekhawatiran seputar konklaf mengguncang Indeks Volatilitas Cboe (VIX), yang melonjak menjadi 37,56 pada 11 April sebelum berkurang menjadi 29,65 pada 17 April. Masa berkabung (Novemdiale) dan ketegangan diplomatik, seperti pengecualian Rusia dari besar-besaran pemakaman, menjaga tingkat volatilitas tetap tinggi.
Kebijakan yang akan diambil oleh paus baru terkait isu global seperti perubahan iklim dan konflik internasional akan menjadi faktor penting dalam menentukan stabilitas jangka panjang pasar.
(Ratusan ribu orang akan hadir dalam pemakaman Paus Fransiskus di Roma, Italia. Foto: Anadolu Agency)
Pertumbuhan investasi berbasis ESG
Warisan yang ditinggalkan oleh Paus Fransiskus dalam mempromosikan keadilan sosial dan lingkungan mengakselerasi pertumbuhan investasi berbasis ESG (Lingkungan, Sosial, Tata Kelola).
Sejak 2020, aset ESG telah meningkat sebesar USD31 triliun, didorong oleh legitimasi moral yang dihadirkan oleh Vatikan. Pemimpin baru yang mengikuti jejak visi Fransiskus bisa menjadi penggerak penting dalam sektor energi terbarukan dan pertanian berkelanjutan.
Persimpangan iman dan keuangan
Perubahan ini menciptakan sebuah dilema antara ketidakstabilan jangka pendek dan perspektif jangka panjang. Lonjakan jumlah
wisatawan diperkirakan akan menambah 500 juta euro hingga 700 juta euro ke dalam perekonomian Italia pada April saja. Sementara itu, hasil dari konklaf diharapkan akan mempengaruhi aliran modal global, khususnya di sektor-sektor yang berfokus pada investasi yang etis.
Para investor disarankan untuk memperhatikan tiga indikator utama yakni pendapatan pariwisata dari Vatikan, kinerja dana berbasis ESG seperti iShares MSCI Global Impact ETF (SUST), serta pergerakan VIX untuk memprediksi dampak geopolitik terhadap pasar.
Ketika para peziarah memenuhi Lapangan Santo Petrus, dunia menyaksikan interaksi antara iman dan finansial, yang membentuk sebuah era yang baru dalam sejarah Vatikan dan pasar global. (
Avifa Aulya Utami Dinata)