Akademisi Jayabaya Dukung Menhan dan Tekankan Reformasi Tata Kelola SDA

Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin dalam Rapat Kerja dengan Komisi I DPR di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta Pusat. Dok. Istimewa

Akademisi Jayabaya Dukung Menhan dan Tekankan Reformasi Tata Kelola SDA

Al Abrar • 11 December 2025 09:58

Jakarta: Akademisi Universitas Jayabaya, Moestar Putra Jaya, mendukung Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengenai pentingnya kewaspadaan bangsa dalam menjaga kedaulatan sumber daya alam (SDA). Pernyataan itu sebelumnya disampaikan Sjafrie dalam sebuah kegiatan di Universitas Hasanuddin.

Moestar menilai pesan Menhan sangat relevan dengan kondisi tata kelola SDA nasional, terutama terkait isu kebocoran sumber daya, lemahnya pengawasan, dan praktik yang tidak sejalan dengan kepentingan negara.

“Inilah yang beliau sebut sebagai potensi ‘musuh dalam selimut’. Pesan ini penting karena disampaikan di hadapan mahasiswa dan kelompok yang menjadi penjaga nalar kritis dan benteng moral bangsa,” ujar Moestar yang juga Ketua Yayasan Universitas Jayabaya dalam keterangannya, Kamis, 11 Desember 2025.

Ia menegaskan peran perguruan tinggi sangat strategis dalam membentuk kewaspadaan generasi muda agar tidak mudah terpengaruh arus informasi, kepentingan ekonomi, maupun agenda global yang dapat melemahkan posisi Indonesia.

Salah satu persoalan yang disorot adalah pengelolaan timah. Berbagai laporan menunjukkan adanya tantangan pada rantai distribusi, pengawasan lapangan, hingga akurasi data produksi. Menurut Moestar, kondisi tersebut menggambarkan perlunya pembenahan serius di sektor tata kelola SDA.

“Intinya, peringatan Menhan mengajak kita melihat kembali bagaimana kekayaan alam yang besar dapat dikelola lebih transparan, lebih adil, dan lebih menyejahterakan rakyat,” katanya.

Moestar menekankan peringatan Sjafrie tidak dimaksudkan untuk mencari pihak bersalah, melainkan sebagai dorongan agar bangsa memperkuat sistem pengelolaan SDA dan melihat kedaulatan secara lebih luas.

“Kedaulatan tidak hanya soal pertahanan militer, tetapi juga bagaimana kita menjaga sumber daya, integritas, dan kepercayaan publik dalam tata kelola nasional,” ujarnya.

Ia menambahkan perlunya sinergi antara pemerintah, dunia akademik, pelaku usaha, dan masyarakat agar kekayaan alam Indonesia kembali benar-benar untuk kepentingan rakyat. Mahasiswa, menurutnya, memegang peran besar sebagai pengingat moral.

Pada bagian akhir, Moestar menyebut menjaga Indonesia adalah tanggung jawab kolektif seluruh anak bangsa. Ia berharap refleksi ini dapat menjadi acuan bagi pemangku kepentingan untuk mengambil langkah konkret dalam pembenahan tata kelola SDA.

“Semoga gagasan Menhan, dan renungan kecil ini, menginspirasi langkah nyata yang lebih bijak, lebih bersih, dan berpihak pada masa depan Indonesia,” tutupnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Al Abrar)