Tren Fintech 2023: 1 dari 4 Orang Pakai Paylater

Ilustrasi. Foto: Medcom.id.

Tren Fintech 2023: 1 dari 4 Orang Pakai Paylater

Ade Hapsari Lestarini • 18 December 2023 22:25

Jakarta: Penggunaan aplikasi keuangan (financial technology/fintech) kini makin masif. Tak hanya sebagai alat pembayaran, fintech juga bisa digunakan untuk berbagai aktivitas finansial.

Jakpat mengadakan survei untuk mengetahui perilaku dan kebiasaan pengguna fintech di Indonesia di paruh kedua 2023. Laporan yang melibatkan 1.503 responden ini menunjukkan bagaimana pandangan pada perencanaan keuangan serta penggunaan di bidang pembayaran digital, investasi, pinjam online, dan asuransi.

Survei yang melibatkan Gen X, Milenial, dan Gen Z ini berfokus pada tiga jenis pembayaran digital. Yaitu e-wallet, internet/mobile banking (terdiri dari mobile/internet/digital banking dan kartu debit virtual), serta buy now pay later/BNPL atau biasa dikenal paylater (pinjaman online/pinjol dan peer to peer/P2P lending).

Secara umum, ada berbagai pertimbangan dalam memilih platform fintech. Beberapa di antaranya adalah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan/OJK (55 persen), metode pembayaran yang mudah (54 persen), dan aplikasi yang ramah pengguna/user-friendly (50 persen).


Baca juga: Bulan Fintech Nasional, Jejak Kolaborasi Demi Pecut Ekonomi Digital RI
 

Melek perencanaan keuangan


Hasil survei Jakpat menyatakan dua dari tiga responden paham dengan perencanaan keuangan. Artinya, mereka menyadari mereka harus memiliki manajemen keuangan untuk mencapai tujuan hidup.

Setengah dari responden juga sadar menabung dan berinvestasi adalah dua hal yang relevan dengan kondisi keuangan mereka saat ini. Sebanyak 28 persen merasa menabung adalah opsi terbaik saat ini. Sementara 10 persen mengaku tak memiliki anggaran untuk keduanya.

"Lebih dari separuh responden sudah memahami pentingnya perencanaan finansial, dan sebagian dari mereka juga memahami pentingnya tabungan, dana darurat, asuransi, sampai investasi," kata Head of Research Jakpat, Aska Primardi.
 

Pembayaran digital


Pada semester kedua 2023, sebanyak 86 persen responden melakukan pembayaran digital. Aktivitas keuangan lain yang juga dilakukan, baik secara digital maupun konvensional, adalah membayar kredit (37 persen), investasi (25 persen), dan asuransi (24 persen).

Lebih detail, tiga dari empat responden menggunakan e-wallet sebagai metode pembayaran digital, disusul mobile/internet banking (45 persen), dan paylater (25 persen). E-wallet menjadi fintech yang mendominasi pembayaran, baik secara langsung (offline) maupun online.

Aska mengungkapkan seringkali gaji dan tabungan sudah banyak tergerus oleh kebutuhan sehari-hari dan gaya hidup. Di sisi lain, ada kemungkinan kenaikan pendapatan kalah dengan biaya hidup yang naik lebih cepat dan lebih tinggi.

"Dengan pertimbangan gaji sebulan yang bisa habis dalam waktu kurang dari sebulan, mereka pun mulai beralih ke fitur paylater sebagai solusinya," tambah dia.
 

Investasi, kredit, dan asuransi


Top three produk investasi di semester II-2023 adalah reksa dana (42 persen), deposito (36 persen), dan saham (32 persen). Kripto dan Surat Berharga Nasional seperti obligasi dan sukuk juga masih diminati.

Soal kredit, sebanyak 66 persen responden yang memiliki tagihan mengaku membayar paylater tiap bulan. Angsuran lain di antaranya Kredit Pemilikan Rumah/KPR (25 persen), pinjaman online (22 persen), dan kendaraan bermotor (22 persen). Sementara, satu dari empat responden membayar asuransi. Beberapa jenis asuransi yang dimiliki adalah asuransi kesehatan (80 persen), asuransi jiwa (55 persen), dan dana pensiun (39 persen).

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Ade Hapsari Lestarini)