Imbas Kiriman Balon, Warga Korsel di Perbatasan Khawatir Ketegangan Meningkat

Prajurit Korea Selatan di perbatasan dengan Korea Utara. Foto: EFE-EPA

Imbas Kiriman Balon, Warga Korsel di Perbatasan Khawatir Ketegangan Meningkat

Medcom • 6 June 2024 19:05

Paju: Tindakan Korea Utara (Korut) mengirim ratusan balon yang membawa sampah melintasi perbatasan ke Korea Selatan (Korsel) pada minggu lalu. Tindakan itu memicu peringatan darurat dan liputan media sepanjang waktu di negara tetangganya.

Meski banyak warga Korsel yang mungkin tidak terlalu lama memikirkan insiden tersebut dan tinggal dekat perbatasan yang dijaga ketat, kejadian tersebut hanyalah yang terbaru dari meningkatnya ketegangan antar-Korea sangat mengkhawatirkan.

“Beberapa orang menganggapnya sebagai masalah bagi lingkungan orang lain,” kata pemilik wisma dan agen perjalanan di kota perbatasan Paju, Yoon Seol-hyun, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 6 Juni 2024.

Yoon juga mendesak seluruh warga Korsel untuk menaruh perhatian dan membantu berbuat lebih banyak dalam menenangkan situasi tersebut.

Gesekan meningkat ketika Korsel menanggapi balon tersebut dengan melanjutkan aktivitas militer di sepanjang garis demarkasi. Namun, Seoul tidak mengesampingkan penggunaan pengeras suara untuk menyebarkan propaganda di perbatasan dengan Korut.

Daerah perbatasan ini populer di kalangan wisatawan lokal dan asing yang ingin melihat wilayah Korut yang terisolasi. Namun, Yoon mengatakan bisnisnya di Paju yang berjarak sekitar 35 kilometer sebelah utara ibu kota Seoul telah terdampak dengan meningkatnya ketegangan antar-Korea.

Warga Paju lainnya, No Hyun-ki (60) juga mengungkapkan kekhawatirannya dengan aksi balas dendam yang terjadi baru-baru ini antara kedua Korea.

“Maka tidak ada pilihan, selain memiliki rasa takut bahwa artileri Korea Utara akan terbang menuju tempat ini,” kata No dengan menggambarkan Paju sebagai ‘kota yang paling menegangkan.’

Secara teknis, kedua Korea masih berperang sejak perjanjian gencatan senjata yang mengakhiri pertempuran Perang Korea tahun 1950-1953. Militer kedua negara saling berhadapan di perbatasan antar-Korea. 

Korut telah mengerahkan rudal dan roket yang ditujukan ke Korsel dan mengancam akan memusnahkan negara tetangganya tersebut secara rutin.

Di sisi lain, Korut mengatakan, pihaknya akan menghentikan pengiriman balon sampah. Namun, mereka berjanji akan melanjutkan praktik tersebut apabila selebaran yang mengkritik negara tersebut diterbangkan kembali dari Korsel.

Meskipun demikian, pembelot dan aktivis Korut Park Sang-hak telah bersumpah untuk terus mengirimkan balon berisikan selebaran anti-Korut kecuali pemimpin Korut Kim Jong Un meminta maaf atas ‘kesalahan’ yang dilakukannya.

Mengutip CNA, Park tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar. Namun, sebuah pernyataan di situs kelompok sipilnya mengatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan 20 balon dengan berisikan 300.000 selebaran dan 2.000 kartu USB berisi K-Pop dan drama Korea ke Korut pada awal Mei 2024.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Unifikasi Korsel yang menangani hubungan dengan Korut mengatakan pihaknya memantau masalah pengiriman selebaran melewati perbatasan, meski mencatat bahwa praktik tersebut dilindungi oleh kebebasan berpendapat.

Dengan mengirimkan selebaran anti-Korut yang melintasi perbatasan telah menjadi kontroversi di Korsel, terkadang memicu bentrokan antara aktivis dan penduduk di kota-kota perbatasan selama bertahun-tahun.

“Penduduk Paju mana yang menyukai tindakan yang meningkatkan ketegangan?” tutur Yoon seraya menambahkan dirinya bekerja dengan penduduk setempat lainnya untuk mencoba membekukan peluncuran balon. (Theresia Vania Somawidjaja)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)