Transaksi Kripto Anjlok 224%, Masih Menarikah Bisnis Crypto Exchange di RI?

ilustrasi bitcoin. Foto: Freepik

Transaksi Kripto Anjlok 224%, Masih Menarikah Bisnis Crypto Exchange di RI?

Annisa Ayu Artanti • 16 November 2023 12:53

Jakarta: Bisnis kripto di Indonesia dinilai masih baik dan akan tetap tumbuh dari tahun ke tahun meskipun transaksi kripto tengah anjlok 224 persen. 
 
Hal itu disampaikan, CEO Tokocrypto, Yudhono Rawis karena potensi bisnis yang masih sangat besar. Itu terlihat dari pasar investasi kripto di Indonesia yang sudah mencapai lebih dari 17 juta investor. Angka itu masih mewakili sekitar 5-6 persen dari total penduduk Indonesia. 
 
"Ketika kita menilai secara mendasar dan dari segi regulasi serta faktor makro lainnya, bisnis crypto exchange di Indonesia tidak terlalu menarik. Namun, sebenarnya ada alasan mengapa saya terlibat di sini. Secara sederhana, semuanya bergantung pada potensi pasar. Indonesia memiliki populasi yang mayoritas terdiri dari generasi muda, dan ini menjadikan potensi pasar kripto yang besar ke depannya," ungkap Yudho dalam siaran pers, Kamis, 16 November 2023.
 
Baca juga: Transaksi Aset Kripto Turun Terus Gara-Gara Kenaikan PPN

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), volume perdagangan aset kripto di Indonesia memang telah mengalami penurunan drastis sebesar 224 persen secara tahunan (YoY) hingga mencapai Rp94,4 triliun pada bulan September 2023. Tren penurunan ini telah berlanjut dari tahun ke tahun.
 
Pada 2021, volume perdagangan aset kripto mencapai puncaknya sebesar Rp859,4 triliun. Namun, angka ini turun tajam sebesar 63 persen menjadi Rp306,4 triliun pada 2022.
 
OJK juga mencatat salah satu penyebab penurunan signifikan dalam nilai transaksi kripto ini adalah tingginya pengenaan pajak. Meskipun demikian, OJK menyatakan perpajakan pada transaksi kripto dianggap sebagai hal yang 'sangat positif'.
 
Meski begitu, Yudhono menekankan pertumbuhan pelaku bisnis kripto di Indonesia terus meningkat. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat sudah ada 32 Calon Pedagang Fisik Aset Kripto (CPFAK) yang menjanjikan peluang besar bagi investor di ruang kripto. 
 
Dengan banyaknya pemain di industri, menunjukan bahwa pasar dan ekosistemnya semakin matang dan berkembang. 

Regulasi yang mendukung

Yudho juga melihat adanya keuntungan bisnis dari peralihan pengaturan perdagangan aset kripto dari Bappebti ke OJK. Dengan regulasi yang lebih kuat dan jelas dari OJK, potensi untuk meningkatkan kepercayaan investor dalam perdagangan aset kripto di Indonesia semakin besar. 
 
Ini dapat membawa dampak positif dalam menarik lebih banyak partisipan dan modal ke dalam pasar kripto, yang pada gilirannya dapat memacu pertumbuhan bisnis di sektor ini.
 
"Harapannya, lima tahun lagi, dengan perpindahan ke OJK, akan ada kolaborasi antara TradFi dan kripto. Nantinya, institusi keuangan tradisional di Indonesia yang tertarik dengan kripto dapat membelinya dari pedagang berlisensi, sehingga meningkatkan bisnis mereka," ungkap Yudho. 
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)