Putin: BRICS Tidak Tertutup, Terbuka bagi Semua yang Memiliki Nilai Sama

Presiden Rusia Vladimir Putin pada KTT BRICS. Foto: TASS

Putin: BRICS Tidak Tertutup, Terbuka bagi Semua yang Memiliki Nilai Sama

Fajar Nugraha • 25 October 2024 08:24

Kazan: Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa BRICS bukanlah format tertutup, asosiasi itu terbuka bagi semua yang memiliki nilai yang sama. Hal itu Putin konferensi pers tentang hasil KTT BRICS.

"Kami telah mengonfirmasi bahwa BRICS bukanlah format tertutup itu sendiri, ia terbuka bagi semua yang memiliki nilai BRICS. Dan para anggotanya siap untuk bekerja mencari solusi bersama tanpa perintah dari luar atau upaya untuk memaksakan hanya beberapa pendekatan sempit pada siapa pun," kata pemimpin Rusia itu, seperti dikutip TASS, Jumat 25 Oktober 2024.

"BRICS tidak dapat tidak menanggapi permintaan yang meningkat di dunia untuk kerja sama semacam itu," tegas Putin.

"Kami memberi perhatian khusus pada masalah kemungkinan perluasan BRICS melalui penciptaan kategori baru negara mitra," tambah Putin.


Indonesia bergabung

Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono mengatakan, Indonesia sampaikan keinginan untuk bergabung dalam BRICS. Dengan pengumuman tersebut, proses Indonesia untuk bergabung menjadi anggota BRICS telah dimulai.

Untuk saat ini, Indonesia akan menjadi negara mitra baru BRICS bersama dengan 12 negara lainnya.

Menlu Sugiono menambahkan langkah konkret terakhir adalah menjadi kekuatan untuk persatuan dan solidaritas di antara negaranegara Global South. BRICS dirasa dapat berfungsi sebagai perekat untuk mempererat kerja sama di antara negara-negara berkembang.

"Bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif. Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum,” demikian disampaikan Menlu Sugiono.

“Kita juga melihat prioritas BRICS selaras dengan program kerja Kabinet Merah Putih, antara lain terkait ketahanan pangan dan energi, pemberantasan kemiskinan ataupun pemajuan sumber daya manusia,“ tambah Menlu Sugiono.
 
Baca: Indonesia Sampaikan Keinginan Bergabung BRICS, Prosesnya Dimulai.


Lewat BRICS, Indonesia ingin mengangkat kepentingan bersama negara-negara berkembang atau Global South. "Kita lihat BRICS dapat menjadi kendaraan yang tepat untuk membahas dan memajukan kepentingan bersama Global South," lanjut Menlu Sugiono.

"Namun kita juga melanjutkan keterlibatan atau engagement kita di forum-forum lain, sekaligus juga terus melanjutkan diskusi dengan negara maju,” tegasnya.

Contoh konkret keberlanjutan ini, antara lain, "Bulan depan Bapak Presiden akan ikuti KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil, sementara saya juga diundang menghadiri pertemuan Tingkat Menlu kelompok negara maju G7 expanded session di Fiuggi, Italia," kata Menlu Sugiono.

Hal ini menegaskan peran penting Indonesia sebagai bridge builder atau jembatan antara negara berkembang dan negara maju.

Bagi Putin, KKTT BRICS ke-16 baru saja berakhir dengan sukses. Ini menjadi titik puncak kepemimpinan Rusia dan salah satu peristiwa terpenting dalam kalender politik dunia. Dirinya menambahkan bahwa Rusia mendekati kepemimpinan BRICS dengan cara yang bertanggung jawab.

Pemimpin Rusia itu menyatakan bahwa lebih dari 200 acara telah diadakan di 13 kota Rusia tahun ini sebagai bagian dari kepemimpinan Rusia di asosiasi tersebut. Secara khusus, ada pertemuan menteri pemerintah industri, konferensi, seminar, Forum Bisnis BRICS dan pertandingan olahraga, yang diadakan "dengan sangat sukses".

BRICS didirikan pada tahun 2006 oleh Brasil, Rusia, India dan Tiongkok, dengan Afrika Selatan bergabung pada tahun 2011. Pada 1 Januari 2024, Mesir, Iran, UEA, Arab Saudi dan Ethiopia menjadi anggota penuh. Pertemuan puncak di Kazan merupakan pertemuan puncak pertama yang dihadiri oleh anggota asosiasi yang baru tergabung.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)