Ilustrasi perang sarung. (MI/Haryanto Mega)
Media Indonesia • 14 March 2024 11:11
Semarang: Polda Jawa Tengah menegaskan tidak menoleransi aksi perang sarung dan akan memproses hukum bila terbukti menyalahi KUH Pidana. Fenomena yang kerap muncul di bulan puasa ini sangat meresahkan dan bukan lagi dianggap kenakalan remaja biasa.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Satake Bayu Setianto, mengatakan aksi perang sarung mengganggu ketertiban umum. Para pelaku sengaja memasukkan batu, gir motor, besi, atau benda lain dalam buntalan sarung dengan tujuan mencederai lawan.
Hal ini tidak bisa dibiarkan dan dianggap sebagai kenakalan remaja biasa. Proses pidana siap menjerat bila para pelaku terbukti menyalahi pasal perundang-undangan, khususnya KUH Pidana.
"Para pelaku tawuran perang sarung dapat dijerat dengan UU RI No 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 76 C Pasal 80 ayat 1 dan 2, dan Pasal 170 KUH Pidana tentang Pengeroyokan dengan ancaman hukuman penjara diatas 5 tahun penjara," kata Kabidhumas, Kamis, 14 Maret 2024.
Bila aksi perang sarung berakibat pada meninggalnya orang lain, maka pelaku dapat dijerat dengan pasal Pasal 338 KUHP pidana, yang mempunyai ancaman hukuman penjara paling lama lima belas tahun.
Baca juga: Bentrok di Maluku, Pelajar Tewas dan Kasat Reskrim Kena Panah di Kepala |