Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong angkat bicara terkait kebijakan tarif impor baru yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Wong menyebut, langkah tersebut sebagai titik balik besar dalam tatanan ekonomi global dan mengingatkan bahwa negara-negara kecil seperti Singapura berpotensi menjadi korban dari sistem perdagangan yang semakin tidak adil.
Dalam pernyataan resminya, Wong menilai kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan AS—termasuk tarif dasar 10 persen bagi Singapura—merupakan bentuk penolakan terhadap sistem perdagangan multilateral yang selama ini dijaga melalui kerangka
WTO. Ia menegaskan, kebijakan ini bukan bentuk reformasi, melainkan sebuah langkah mundur yang justru dapat menimbulkan instabilitas ekonomi global.
"Era globalisasi berbasis aturan telah berakhir. Kita memasuki fase baru yang lebih proteksionis dan berbahaya," ujar Wong dikutip dari
Prioritas Indonesia Metro TV pada Senin, 7 April 2025.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa jika negara lain mengikuti langkah serupa dengan AS berdagang hanya berdasarkan kepentingan sepihak. Maka, hal itu akan membawa dampak jangka panjang yang serius bagi negara-negara kecil.
(Tamara Sanny)