Program makan bergizi gratis (MBG) menjadi salah satu program prioritas pemerintah. Anggaran MBG yang dimulai sejak Senin, 6 Januari 2025 ini menggunakan kas negara, pemerintah menetapkan Rp71 triliun dari APBN selama Januari hingga Maret 2025.
Diharapkan program MBG ini bisa menyentuh tiga juta penerima manfaat dan terus bertambah hingga mencapai 19,47 juta pada akhir 2025.
Pada tahap pertama ada 190 titik satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) atau juga yang biasa disebut dapur MBG. Dapur ini beroperasi tersebar di 26 provinsi.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) mengatakan bahwa penentuan titik lokasi eksekusi program MBG ini didasarkan pada kesiapan masing-masing daerah termasuk juga di dalamnya kesiapan infrastruktur yang memadai.
Target produksi tahap pertama program makan bergizi gratis ini juga melibatkan peran desa, koperasi, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Ada 1.336 koperasi yang berpartisipasi dan dengan target 26 provinsi di tahap awal ini.
Untuk tahap pertama anggaran MBG yaitu sampai Juni 2025 membutuhkan
anggaran Rp71 triliun dan ditargetkan pada bulan Juli akan bertambah sampai Rp140 triliun. Untuk anggaran hingga Desember 2025 disimulasikan nominalnya sebanyak Rp420 triliun.
Hasil penelitian Celios terkait persepsi masyarakat mengenai program MBG menyatakan bahwa program akan bergizi gratis hanya akan memberikan dampak terbesar pada keluarga dengan anggaran rendah. Penelitian ini mengadopsi pendekatan kuantitatif dengan metode survei yang disebar ke seluruh provinsi dan melibatkan 158 responden dari berbagai daerah.
Studi ini juga menyebar survei untuk mengetahui persepsi kemampuan program MBG dalam mengurangi beban anggaran keluarga berdasarkan pendapatan. Dan hasilnya menunjukkan bahwa keluarga dengan pendapatan bulanan di bawah Rp1 juta dengan 27?ri responden mengaku biaya sekolah dan makanan anak memberatkan keuangan rumah tangga mereka.
Studi ini juga menemukan bahwa sebanyak 41% responden mengaku biaya pendidikan makanan ini juga memberikan tekanan luar biasa terhadap pengeluaran keluarga mereka.
Data Celios juga menunjukkan 5 dari 10 keluarga di Indonesia masih berjuang memenuhi kebutuhan pangan bagi anak. 92% responden yang memilih
Prabowo-Gibran dalam pemilu karena program makan bergizi gratis. 56% masyarakat menginginkan program makan bergizi gratis berjalan secara bertahap 82% responden memilih anggaran pemerintah sebagai sumber utama pembiayaan MBG, 79% masyarakat Indonesia menolak opsi pembiayaan MBG.