Tragedi tenggelamnya kapal motor penumpang KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali menyisakan banyak kisah mengharukan. Salah satunya datang dari para nelayan asal Banjar Pelabuhan, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, yang menjadi garda terdepan dalam penyelamatan korban di tengah cuaca ekstrem.
Salah satu nelayan Santoso menceritakan detik-detik dramatis saat dirinya mendengar teriakan minta tolong dari tengah laut sekitar pukul 03.30 dini hari. Awalnya ia mengira suara itu hanya ilusi, namun kemudian seorang rekannya dari arah barat datang dan memastikan bahwa ada korban kapal tenggelam di sekitar lokasi.
“Di pertengahan laut, kira-kira dua mil dari bibir pantai, saya dengar suara orang minta tolong. Awalnya saya tidak merespons, tapi teman saya datang dan bilang memang ada korban. Saya pun balik arah, menyusuri suara di tengah gelombang, dan akhirnya menemukan satu orang korban selamat,” ujar Santoso dikutip dari
Metro Pagi Primetime Metro TV pada Senin, 7 Juli 2025.
Selain Santoso, nelayan lainnya, Lukman dan Saifulah, juga ikut serta dalam pencarian korban. Mereka menemukan dua orang korban, seorang ayah dan anak, yang terombang-ambing di tengah lautan. Sang ayah sudah dalam kondisi tidak bernyawa, sementara anaknya masih selamat.
“Saya temukan dua orang, bapak dan anak. Anaknya masih hidup, tapi bapaknya sudah meninggal. Saya angkat anaknya, sementara bapaknya saya ikat dan bawa ke perahu. Tapi karena arus dan gelombang besar, saya kehilangan jejak lokasi saat mencoba menelusuri titik penemuan sebelumnya,” ujar Santoso dengan nada haru.
Aksi heroik para nelayan tersebut berhasil menyelamatkan nyawa korban yang selamat dan menjadi harapan di tengah kepanikan besar yang terjadi pasca-tenggelamnya kapal. Peran mereka menjadi bagian penting dalam proses penyelamatan di hari-hari awal pencarian.
(Tamara Sanny)