Presiden Prabowo Subianto melawat ke Peru dalam rangka mengikuti pertemuan negara-negara Asia-Pasifik atau APEC di Peru. Prabowo mendapatkan perhatian usai berbicara di event tersebut sebagai perwakilan dari salah satu negara berpengaruh di kawasan Asia.
Asia Pacific Economic-Cooperation atau APEC merupakan forum kerja sama ekonomi beranggotakan 21 negara ekonomi di kawasan Asia-Pasifik yang bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan di kawasan.
Anggota APEC mewakili hampir 40% populasi dunia, hampir setengah dari perdagangan global, dan sekitar 60?ri produk domestik bruto global atau lebih dari USD63 triliun. Mengingat ukuran dan pengaruh ini penting bagi anggota APEC untuk bekerja sama dalam isu-isu utama misalnya adalah perdagangan, investasi, dan keberlanjutan.
APEC sendiri menyediakan platform untuk kolaborasi menciptakan komunitas ekonomi yang lebih terbuka, tangguh, dan juga damai.
Dalam kesempatan kali ini, Presiden Prabowo menegaskan peran penting APEC sebagai jembatan menuju masa depan yang lebih inklusif di tengah tantangan global yang semakin kompleks. Dalam pidatonya, Prabowo menyampaikan tiga peran berikut,
- APEC harus menjadi jembatan untuk ketahanan bridge to resilience
- APEC harus menjadi jembatan untuk inovasi
- APEC harus menjadi jembatan untuk inklusi
Dalam hal ini presiden Prabowo menyoroti pentingnya memperkuat kerja sama transisi energi bersih dan pembangunan infrastruktur yang tangguh terhadap perubahan iklim. Presiden juga mendorong hilirisasi industri untuk mencapai kemandirian pangan.
Prabowo menyerukan pentingnya transformasi digital yang inklusif dengan mengatasi kesenjangan akses teknologi dan juga transfer teknologi antar negara anggota APEC untuk mendorong inovasi di kawasan.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa manfaat pembangunan harus dirasakan oleh semua komunitas dan juga individu. Oleh karena itu, Prabowo mendorong upaya pengentasan kemiskinan, pemberantasan korupsi, serta penguatan tata kelola yang transparan.
Karena anggota APEC ini meliputi negara-negara ekonomi besar, perseteruan antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) ini kerap juga menjadi
fokus pembicaraan di APEC. Presiden
Tiongkok Xi Jinping pada Jumat, 15 November 2024, kemarin menyatakan bahwa unilateralisme dan juga proteksionisme perlu ditolak demi globalisasi ekonomi.
Presiden Xi Jinping memberikan pernyataan ini yang dibayangi kembalinya Donald Trump ke kursi kepresidenan AS. Donald Trump kerap membuat kebijakan proteksionisme yang dianggap merugikan.
Misalnya Trump akan mengenakan tarif terhadap barang dari Tiongkok setinggi 60% atau bahkan lebih. Menteri Perdagangan Tiongkok Wang Wentao dalam KTT CEO APEC membacakan pidato Xi Jinping mengatakan bahwa globalisasi ekonomi sedang menghadapi arus balik tanpa menyebutkan negara mana atau pemimpin tertentu.
"Menghambat kerja sama ekonomi dengan berbagai dalih, bersikeras mengisolasi dunia yang saling bergantung, adalah membalikkan jalannya sejarah," ucap Xi Jinping dalam KTT APEC baru-baru ini.
Indonesia merespons permasalahan yang ada dengan mendukung reformasi organisasi perdagangan dunia atau WTO untuk perdagangan inklusif dan juga berkelanjutan. Indonesia juga menekankan bahwa kawasan perdagangan bebas Asia-Pasifik atau FTAAP merupakan inisiatif penting dalam integrasi kawasan Asia-Pasifik.
"Untuk menjada sistem yang tetap relevan, kita harus berdialog secara terbuka dan melangkah menuju reformasi WTO," ungkap Budi Santoso.
Mendag Budi Santoso menggarisbawahi pentingnya memastikan akses pasar yang adil dan merata bagi produk pertanian terutama dari negara berkembang. Menurut Budi, WTO tetap menjadi landasan sistem perdagangan multilateral yang memberikan kerangka kerja penting untuk mengatasi tantangan bersama.