Sukabumi: Banjir bandang yang melanda wilayah Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu curah hujan ekstrem yang mencapai lebih dari 100 mm dalam waktu singkat dan adanya bibit siklon tropis di barat daya Pulau Sumatra.
Deputi Bidang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Guswanto, menyebutkan, BMKG sudah memprediksi potensi banjir bandang ini setelah mendeteksi adanya bibit siklon tropis yang dapat mempengaruhi cuaca di wilayah selatan Indonesia.
BMKG juga mencatat,
fenomena ini tidak hanya berdampak di Sukabumi, tetapi juga mengganggu sejumlah daerah lain, seperti Bengkulu, Lampung, Banten, dan Jawa Barat. Meskipun bibit siklon diperkirakan akan hilang dalam waktu dekat, fenomena serupa dapat kembali muncul pada 8 Desember mendatang.
Pasca-banjir, warga di Desa Curug Luhur, yang merupakan salah satu titik
terdampak parah mulai membersihkan rumah dan area sekitar. Warga bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk membersihkan jalan yang tertutup lumpur dan genangan air.
Diketahui, banjir datang mendadak menghanyutkan kendaraan dan merusak fasilitas. Namun, sebagian besar kendaraan yang rusak telah dievakuasi oleh tim gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (
BPBD) dan masyarakat.
Beberapa mobil yang sempat hanyut kini terdampar di tepi jalan dan sedang dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Meski banjir sudah surut, warga masih menghadapi kebutuhan mendesak seperti bahan
pangan dan pakaian.
Hingga kini, kawasan Sagaranten, terutama Desa Curug Luhur, masih membutuhkan bantuan. Meskipun bantuan logistik sudah mulai didistribusikan, namun belum merata.
Pemerintah setempat dan BPBD terus bekerja keras untuk memulihkan daerah yang terisolasi akibat banjir.
(Zein Zahiratul Fauziyyah)
Streaming