Suasana peringatan HUT Partai Demokrat seperti biasa terlihat meriah. Namun suasana kebatinan kader dan elite Partai Demokrat mungkin sedang gundah.
Ketua Umum Partai Demokrat, AHY boleh saja merasa tidak sulit memilih koalisi. Namun faktanya tak banyak pilihan yang masih tersedia bagi partai berlambang Mercy.
DPP Partai Demokrat mengaku telah berkomunikasi dengan kubu pengusung bacapres Prabowo dan Ganjar. Komunikasi yang terjalin mulai mendekati tingkat pimpinan parpol dan rencana pertemuan dengan dua bacapres akan diagendakan.
Kedekatan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat dan Ketua Umum Partai Gerindra dalam acara Pepabri pekan ini memancing spekulasi soal koalisi. Tak hanya duduk satu meja, SBY dan Prabowo juga tampak bernyanyi bersama. Namun Prabowo tidak menjawab dengan jelas saat wartawan menanyakan rencana koalisi dengan Partai Demokrat.
Dalam konteks Pilpres, SBY dan Prabowo pernah bekerja sama dalam Koalisi Indonesia Adil Makmur. Namun kemitraan itu tidak berjalan mulus, karena Partai Demokrat kecewa AHY gagal menjadi cawapres Prabowo. Bahkan ada elite Partai Demokrat yang menuding ada politik transaksional di balik pemilihan Sandiaga Uno sebagai cawapres.
Pilihan berkoalisi dengan Partai Gerindra, tentu bukan pilihan ideal bagi Partai Demokrat. Dalam barisan koalisi pengusung Prabowo sudah ada Partai Golkar dan PAN yang berambisi mengajukan kadernya sebagai cawapres pendamping Prabowo.
Sebagai pendatang baru dalam Koalisi Indonesia Maju, peluang Partai Demokrat mendapat tiket cawapres tentu kurang menggembirakan. Padahal alasan utama Partai Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan adalah karena ketua umumnya gagal menjadi cawapres pendamping Anies Baswedan.
Ambisi Partai Demokrat mengajukan ketua umumnya sebagai cawapres sempat mendapat titik terang saat Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Persatuan Pembangunan melempar wacana poros keempat bersama PKS. Namun belakangan wacana itu batal diwujudkan karena PPP memilih tetap berkoalisi dengan PDI Perjuangan.
AHY juga berpeluang terjun dalam pilpres dengan bergabung dalam koalisi pengusung Ganjar Pranowo. Tantangannya pertama sudah ada PPP yang mengajukan Sandiaga Uno sebagai cawapres pendamping Ganjar. Kedua keputusan sosok cawapres Ganjar mutlak ditentukan secara sepihak oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Sinyal merapatnya Partai Demokrat ke kubu Ganjar muncul dari Andi Arief. Sinyal itu dilontarkan usai rapat bersama ketua DPD seluruh Indonesia.
Hanya sekitar satu bulan lagi, KPU membuka pendaftaran Pilpres 2024. Di masa injury time ini, tidak mudah Partai Demokrat menemukan mitra koalisi bila syarat tiga cawapres untuk SHY dipatok sebagai harga mati. Yang menarik analis politik Adi Prayitno juga mengungkap ada hambatan lain Partai Demokrat dalam mencari mitra koalisi.
"Jadi sekalipun Demokrat dibutuhkan, tapi partai politik mana pun poros politik mana pun sedang berhitung, karena seringkali Demokrat ini bermanuver cukup bebas," ungkap Adi Prayitno.