Sidoarjo: Peristiwa runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur menimbulkan duka mendalam bagi keluarga korban. Mereka menunggu penantian yang jelas terhadap nasib korban.
“Kita ini hanya membutuhkan kejelasan mbak, kami tidak bisa ke lapangan. Selain informasi apa yang perlu kita dapat? Sampai kapan kita menunggu?” ungkap Islamiyah, kerabat salah satu korban reruntuhan saat diwawancarai oleh Metro TV, dalam program Breaking News Metro TV, Kamis, 2 Oktober 2025
Keluarga korban berharap segera ditemukan nasib anak mereka yang masih dalam reruntuhan. Selain harapan, banyak di antaranya sudah ikhlas dengan kepergian anak mereka.
“Jadi kita antara pasrah juga, tapi kita tidak putus asa dan berdoa juga. Petugasnya juga bilang masih ada yang selamat. Saya harap anak saya salah satunya,” ucap Nurul.
Keluarga kini berkumpul di Institut Agama Islam Al-
Khoziny, Sidoarjo. Tempat itu dijadikan sebagai posko informasi dan penampungan sementara bagi Keluarga korban yang masih menunggu kabar pencarian korban.
59 Santri Belum Diketahui Nasibnya
Misteri keberadaan puluhan santri Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran, Sidoarjo, masih miaterius. Hingga Kamis sore, 2 Oktober 2025, sebanyak 59
santri belum diketahui nasibnya pasca musala Ponpes Al Khoziny ambruk pada Senin, 29 September 2025.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, mengungkapkan data sementara yang dihimpun Basarnas mencatat total korban mencapai 108 orang. Dari jumlah itu, 103 santri berhasil diselamatkan dan kini dirawat di sejumlah rumah sakit, sedangkan lima orang dinyatakan meninggal dunia.
"Jumlah korban yang sudah terdata ada 108 orang. Sebanyak 103 selamat, semuanya dalam perawatan, dan lima orang meninggal dunia," kata Suharyanto di Sidoarjo.
Suharyanto menyebut masih terdapat 59 santri yang belum terlacak keberadaannya. Mereka diduga terjebak reruntuhan atau berada di lokasi lain yang hingga kini belum teridentifikasi.
"Sekarang yang masih hilang, yang ada datanya dan fotonya, terdata sementara 59 orang. Tapi apakah mereka ada di balik reruntuhan atau tidak, itu masih dalam pencarian," ungkap Suharyanto.
(Shandayu Ardyan Nitona Putrahia Zebua)