Jakarta: Setiap bangunan dan tata kota yang kita nikmati hari ini tak lepas dari tangan para arsitek. Untuk menghormati peran mereka, dunia memperingati Hari Arsitek Sedunia (World Architecture Day) tiap Senin pertama di bulan Oktober.
Peringatan ini pertama kali ditetapkan oleh Union Internationale des Architects (UIA) pada tahun 1985. Tujuannya adalah mengapresiasi profesi arsitek dan meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa arsitektur bukan hanya soal estetika, tetapi juga tentang bagaimana desain bisa meningkatkan kualitas hidup manusia.
Tiap tahunnya, UIA selalu mengusung tema tertentu. Arsitek di seluruh dunia diajak berpikir terkait bagaimana merancang kota yang manusiawi dan ramah bagi semua kalangan. Pada tahun 2025 ini, tema dari UIA adalah “Design for Strength” atau desain untuk kekuatan.
Tema tersebut mengajak para arsitek untuk menghadirkan desain ruang yang kuat, adaptif dalam perkembangan zaman, dan mampu mendorong pembangunan berkelanjutan bagi masyarakat. Para arsitek pun dituntut untuk menjadi tangguh di tengah perubahan iklim dan kemajuan teknologi yang mempengaruhi desain ruang.
Di Indonesia sendiri, peran arsitek semakin relevan. Banyak kota yang memerlukan solusi desain tata kota yang lebih baik, hal ini menunjukkan betapa pentingnya arsitektur dan perencanaan kota dalam menciptakan ruang hidup yang lebih layak.
Melalui perayaan ini, masyarakat diharapkan dapat lebih menghargai makna ruang. Dari rumah tempat kita tinggal, jalan tempat kita melangkah, hingga fasilitas publik tempat kita bersosialisasi. Semuanya adalah hasil rancangan yang mempengaruhi hidup kita karena sejatinya arsitektur tak hanya membangun gedung, tetapi membangun dunia.
Saksikan
MTVN Lens lainnya hanya di
Metrotvnews.com.
(Nada Nisrina)