Pandeglang: Di Kabupaten Pandeglang, Banten, terdapat sebuah masjid kuno yang memiliki nilai sejarah tinggi. Masjid Baitul Arsy, yang terletak di Kampung Pasir Angin, Kelurahan Pagerbatu, Kecamatan Majasari, diperkirakan telah berdiri lebih dari 200 tahun sejak zaman penjajahan Belanda. Masjid ini menjadi salah satu saksi bisu perjalanan sejarah Islam di wilayah tersebut.
Suasana khas masjid ini semakin terasa ketika suara pukulan beduk menggema, menandakan waktu salat bagi warga sekitar. Kampung Pasir Angin sendiri dikenal sebagai kampung tertinggi di Pandeglang, karena lokasinya berada di lereng Gunung Karang. Masjid ini memiliki arsitektur tradisional yang masih terjaga keasliannya, dengan bahan utama berupa kayu dan atap tumpang tiga yang puncaknya dihiasi dengan momolo serta burdagan genteng pras.
Selain bentuk bangunannya yang khas, ornamen-ornamen asli dari zaman dahulu juga masih tetap dipertahankan. Menariknya, tidak ada catatan pasti mengenai kapan masjid ini pertama kali didirikan. Namun, menurut cerita turun-temurun di masyarakat, Masjid Baitul Arsy dulunya merupakan tempat berkumpulnya para wali dalam menyebarkan ajaran Islam.
“Kebanyakan dari Tangerang mayoritas Tangerang (pengunjung). Dulu mah waktu abah kecil cuman orang tertentu aja sekarang dari mana-mana sudah datang,” ujar pengurus Masjid Baitul Arsy, Jali, dikutip dari
Metro Siang Metro TV pada Selasa, 11 Maret 2025.
Bangunan masjid ini sebagian besar masih alami, dengan material utama berupa kayu. Satu-satunya bagian yang telah mengalami perubahan adalah atapnya, yang awalnya terbuat dari anyaman daun kelapa, kemudian diganti dengan genteng pada tahun 1945.
Keberadaan Masjid Baitul Arsy tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga simbol sejarah dan budaya yang terus dijaga oleh masyarakat setempat. Masjid ini menjadi daya tarik bagi para
peziarah dan wisatawan yang ingin merasakan nuansa spiritual di salah satu masjid tertua di Pandeglang.
(Tamara Sanny)